Bukan sekedar dengan menggencarkan seruan tuk boikot produk- produk industri Israel dan Barat yang mendukung Israel, tapi juga harus disertai dengan boikot produk budaya dan pemikiran yang telah berhasil merusak umat dan memecah belah persatuan.
Tak hanya kali ini. Setiap
kali Islam dihinakan, saudara kita dizalimi, dan dibantai, kita sering
menyaksikan berbagai seruan di media begitu deras tuk memboikot produk- produk
industri barat yang biasa tersebar di negeri- negeri kita dan biasa kita konsumsi
dalam kesahariannya. Mulai dari produk makanan, pakaian, alat kebersihan dan
lain sebagainya. Hingga terbangun opini bahkan fatwa apabila membeli produk-
produk tersebut merupakan suatu kesalahan dan dosa, karena hal itu menunjukkan
adanya pembelaan kita terhadap barat yang telah menyokong atau menjadi
sutradara atas terjadinya kezaliman dan penghinaan terhadap kemuliaan Islam dan
darah kaum muslimin.
Apakah benar seperti itu? Dan
apakah itu cukup menjadi solusi atas persoalan yang terjadi saat ini?
Perlu kita ketahui bahwa produk-
produk industri adalah bagian dari madaniyah (hasil fisik) yang pada dasaranya
bersifat universial, sehingga tidak dipengaruhi dengan suatu ideolagi atau cara
pandang hidup tertentu. Produk- produk tersebut layaknya benda- benda yang
hukum asalnya adalah mubah, selama tidak ada dalil yang mengharamkanya. Oleh
karena itu boleh saja jika kita mengambil, membeli dan menggunakannya. Boleh
juga kita memilih untuk tidak, dan mencukupkan diri dengan mengkonsumsi produk-
produk lokal atau buatan kaum muslimin. Boleh saja, karena hukum asalnya mubah.
Begitu pula, maka boleh saja bagi kita jika ingin memboikot benda-benda
tersebut jika memang dengannya dapat membuat ekonomi Barat bisa menjadi tidak
stabil, sehingga kekuatan mereka akan melemah tuk menyokong kekuatan Israel
yang menjajah dan membantai saudara- saudara kita.
Tapi ada dua hal yang perlu kita
perhatikan. Pertama, yang seharusnya menjadi perhatian yang lebih bagi
kaum muslimin adalah tidak sekedar memboikot produk tersebut sebagai salah satu
alternatif atau wasilah tuk memperlemah kekuatan musuh Allah, akan tetapi yang
jauh perlu kita perhatikan dan waspadai adalah perkara yang sudah jelas
diharamkan Islam tuk diambil dan diadopsi. Hal itu adalah hadhoroh yang berupa
pemahaman, pemikiran, konsep, cara pandang dan peraturan dalam kehidupan.
Karena semua itu tentu lahir atau dipengaruhi oleh aqidah, serta ideologi
tertentu. Sehingga jelas bahwa semua itu bertentangan dengan Islam, sehingga
kita tidak boleh tuk mengambilnya. Karena, apa yang lahir dari dasar atau asas
yang berbeda pasti akan melahirkan atau menumbuhkan sesuatu yang
berbeda. Maka apa yang lahir dari akidah lain, seperti sekuleris yang
jelas bertentangan dengan Islam -lantaran memisahkan agama dengan kehidupan-
pasti akan memiliki pemikiran cabang yang lahir darinya yang bertentangan pula
dengan Islam. Maka segala bentuk pemahaman, pemikiran, peraturan serta konsep
kehidupan yang lahir dari akidah lain akan bertentangan dengan akidah kita.
Kedua, jika kita mendalami
fakta yang terjadi, maka kita akan mendapati bahwa pemboikotan yang lebih besar
pengaruhnya dan lebih besar dampak kerugian serta dapat melemahkan musuh adalah
pemboikotan yang dilakuakn oleh negara. Jika Israel membutuhkan air dari Yordania,
minyak dari Mesir juga Turki, maka ketika negara- negara tersebut memutuskan
penyaluran hajat asasi (kebutuhan mendasar) dalam kehidupan itu. Cukup dengan
memboikot beberapa hari saja, maka sudah bisa dipastikan mereka akan kalang
kabut, panik, tidak stabil, dan tercekik.
Oleh karena itu sudah sepatutnya
kita harus memahami kondisi yang terjadi dengan cermat, cerdas, juga memahami
solusi Islam yang pasti akan memberi cara pandang yang tepat dan solutif.
Sehingga, seruan kaum muslimin tidaklah berhenti dan hanya berfokus tuk
memboikot produk- produk industri Barat. Akan tetapi harus disertai dengan
seruan tuk menyeru penguasa agar memutus selang yang mengantarkan air dan
minyak ke entitas rapuh itu. Entitas yang layaknya bayangan manusia besar yang
sebenarnya tidak memiliki kekuatan apapun.
Selain itu kita juga harus semakin
sungguh-sungguh tuk memahami pemikiran, peraturan dan konsep kehiduan yang
lahir dari Islam sehingga kita bisa membedakan dan menolak pemikiran, peraturan
dan konsep kehiduan yang lahir dari Barat, yang jelas landasannya bukan akidah
Islam. Karena pada dasarnya pemikiran Barat-lah yang menjadikan kaum muslimin
terus terbelanggu dalam batas- batas teritorial, batas nasionalis yang
sengaja dirancang oleh Barat. Yang
karena pemikiran itulah para tentara kaum muslimin merasa tidak perlu
melindungi mereka dengan berkorban nyawa sebagaimana mereka melindungi tanah
airnya. Mereka juga menjadikan kaum muslimin terbelenggu dengan kecintaan pada
dunia sehingga khawatir jika menyerukan kebenaran dengan lantang, lantaran
takut akan ancaman, dan tidak bisa terselamatkan. Mereka juga menjadikan kaum
muslimin merasa lemah, dan lupa bahwa kekuatan itu bukan pada jumlah dan
persenjataan, sehingga akan terus merasa tak sanggup tuk melawan negara besar
sebagai musuh islam. Mereka juga menjadikan kaum muslimin tertancap sikap
individualis serta egois, sehingga malas tuk selalu memikirkan kondisi
saudaranya. Mereka juga menjadikan kaum muslimin terjebak dalam gaya hidup yang
hedonis, pergaulan yang bebas, dan menjadikan kesenangan materi adalah standar
kebahagiaan, sehingga mereka tersibukkan dan teralihkan dari segala yang Islam
larang dan perintahkan, boro- boro memikirkan saudaranya.
#FreePalestine #ArmiesToAqsha #AqsaCallsArmies #GazaUnderAttack #SavePalestine
#BadaiAlaqsha #ThufanAlaqsha