Pages

Rabu, 11 Februari 2015

PROFIL DESA MERDEN


       I.   Keadaan Geografis Desa Merden

Desa Merden merupakan desa yang memiliki suhu udara rata-rata 32o C, dengan ketinggian tanahnya mencapai 154 mdpl. Sedangkan macam- macam tanah yang ada tebagi menjadi 4 bagian, yaitu :

a.     Tanah sawah teknis dengan luas 205.195 Ha.
b.    Tanah pekarangan dengan luas 212.500 Ha.
c.     Tanah tegalan dengan luas 360.000 Ha.
d.    Sungai, dan yang lain dengan luas 31.255 Ha.
Desa Merden merupakan desa agraris, yang mana mampu menghasilkan berbagai macam hasil pertanaian, baik tanah basah ataupun tanah kering. Tanah basah berupa pertanian padi, yang menghasilkan beras. Sedangkan pertanian tanah kering adalah perkebunan ketela pohon sebagian besarnya. Selain itu hasil perkebunan untuk jenis sayuran mayoritas adalah cabe-cebean. Selain hasil tanah tersebut, terdapat potensi mata air, yang salah satunya telah dimanfaatkan sebagai sumber PDAM.
Desa Merden memiliki luas sekitar 818.950 Ha dengan perbatasan wilayah, yakni :
a.       Sebelah utara         : Desa Danaraja
b.      Sebelah selatan      : Desa Kali tengah dan Desa Jalatunda
c.       Sebelah barat         : Desa Kebakalah dan Desa Semawangi
d.      Sebelah timur         : Desa Karanganyar dan Desa Mertasari

    II.             Keadaan Demografis Desa Merden

Jumlah penduduk di desa Merden adalah 11.502 jiwa, yang terdiri dari 5.822 laki-laki, dan yang perempuan 5.780, dan dengan 3.591 kepala keluarga. Sedangkan jumlah berdasarkan agama atau kepercayaan, yaitu :
a.       Islam                                              : 11.502
b.      Kristen                                           :          9
c.       Katholik                                         :          5
d.      Budha                                            :        58
e.       Hindu atau kepercayaan yang lain :        28
Jika jumlah penduduk pada tahun 2014 berjumlah 11.502 orang, sedangkan saat ini sudah mencapai 11.927 orang. Berdasarkan data BPS tahun 2014, jumlah pendidikan yang merupakan lulusan pendidikan umum terdapat 2.585 orang dan lulusan pendidikan khusus adalah 176 orang.
Sedangkan berdasarkan profesi penduduk di Merden, mayoritas memiliki profesi sebagai petani dengan presentase mencapai 75 %, wiraswasta dengan presentase 10 %, pedagang dengan presentase 10% dan PNS Abri sekitar 5 %.
Pada awalnya desa Merden merupakan sebuah kadipeten, yang dengan seiring berjalannya zaman maka kadipeten tersebut berubah menjadi kademangan. Dan ketika Indonesia telah merdeka pada tahun 1945, Merden menjadi kelurahan, yang terbagi menjadi 3, yaitu Merden Kulon (Merden Rawangmangu), Merden Tengah (Bala Tengah), dan Merden Wetan (Pesantren). Setelah berjalan masa-masa kemerdekaan, tiga desa tersebut dijadikan satu oleh kepala desa Merden pertama, yaitu Abdul Salam. Dan hingga saat ini, desa Merden sudah berganti kepala desa sebanyak 7 orang, yaitu, :
1.      Abdul Salam
2.      Abdul Ghani
3.      Trisna Jaya
4.      Hisbullah (18 th)
5.      Tuji Hadi Suwito (8 th)
6.      Ahmad Badrussalam (15 th)
7.      Sukarso AMA (sejak tahun 2013)
Saat ini, Merden dikenal sebagai desa yang sangat besar dengan perangkat desa yang banyak, yakni sebanyak 29 perangkat, yaitu 1 kepala desa, 1 sekretaris desa, 5 kepala urusan, 5 kepala dusun, 5 pembantu kepala dusun, 5 kayyim, 5 ulu-ulu (perairan), 2 staff urusan. Desa Merden terdiri dari 54 RT, 8 RW, 35 Dukuh, dan 5 Dusun.
Penduduk di Desa Merden secara umum memiliki 2 jenis kebudayaan, yaitu kebudayaan yang bernafaskan islam, dan kebudayaan yang bernafaskan adat jawa. Kebudayan yang bernafaskan islam seperti Qosidah. Sedangkan kebudayaan yang bernafaskan adat jawa, berupa Ebek (kuda lumping), Reog, dan Wayang kulit
Penduduk Desa Merden yang beragama islam masuk dalam tiga Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam, yaitu Muhammadiyah, Nahdhatul ‘Ulama (NU), dan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Dan Ormas yang memgang peran yang sangat penting dan tinggi dalam keagamaan Islam di desa Merden ialah Muhammadiyah.
Sedangkan organisasi pemuda yang ada di desa Merden terdiri dari tiga organisasi, yakni Pimpinan Pemuda Muhammadiyah, Karang Taruna (organisasi di bawah pemerintahan desa), dan Anshor (organisasi di bawah NU)

 III.                     Keadaan Ekonomi Penduduk Desa Merden
                             
Profesi penduduk di desa Merden terbagi menjadi 4 macam profesi, yaitu petani dengan presentase 75%, wiraswasta 10%, pedagang 10% dan PNS 5%.
Potensi ekonomi yang hingga saat ini sudah dilakukan, dan sudah tampak hasilnya di masyarakat Desa Merden, yaitu pertanian dan perkebunan, industri, pemanfaatan mata air, serta peternakan dan perikanan.
1.      Pertanian dan perkebunan
Pertanian padi yang ada di desa Merden merupakan salah satu potensi terbesar yang ada disana. Desa Merden yang merupakan desa agraris, yang mana mampu menghasilkan berbagai hasil tani baik di lahan basah ataupun lahan kering. Di lahan basah seperti padi, sedangkan untuk lahan yang kering adalah hasil perkebunan berupa ketela pohon, cabe-cabean, dan berbagai macam sayur-sayuran.

2.      Industri
Perindustrian di desa Merden juga tak sedikit yang menggunakan potensi alam, atau potensi perkebunan yang sudah berkembang di dalamnya. Seperti industri tahu, yang bahan utamanya adalah kedelai, industri gula merah yang menggunakan air bunga kelapa di kebun, juga gerabah/ kunden yang bahan utamanya adalah tanah liat.
Tetapi industri di desa Merden ini, hingga saat ini masih merupakan home industry atau industri rumahan. Yang mana pemanfaatan sumber daya manusia belum banyak. Sehingga belum dapat mengangkat tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat desa Merden.

3.      Mata air
Mata air yang ada di desa Merden juga menjadi salah satu sarana berjalannya perekonomian masyarakat di desa Merden. Beberapa mata air sudah digunakan sebagai sumber irigasi pertanian pada persawahan, juga di gunakan sebagai sumber untuk air kolam perikanan yang dimiliki masyarakat desa Merden. Salah satu mata air juga sudah digunakan sebagai sumber Sarana Air Bersih (SAB), yang kemudian disalurkan ke rumah-rumah warga di beberapa daerah di Merden yang mengalami kekeringan ketika musim kemarau tiba. Bahakn, karena sangat di butuhkan sumber air bersih untuk kebutuhan keseharian keluarga mesyarakat Merden ini, dalam waktu satu bulan setelah pembuatan, 76 keluarga di 4 RT di Dukuh3 atau Rp. 1500/1000 L.

4.      Peternakan dan perikanan
Peternakan di desa Merden terdiri dari beberapa hewan ternak, yaitu sapi, kambing biasa, dan kambing ettawa, juga ada ayam Bangkok. Makanan ternak herbivore yakni seperti kambing dan sapi juga bisa memanfaatkan hasil perkebunan yang tidak terpakai atau rumput-rumput ilalang yang hidup disekitarnya.
Sedangkan perikanan yang dimiliki warga di desa Merden adalah perikanan lele, gurame, koi, dan beberapa jenis ikan yang lain. Dan air yang digunakan untuk semua kolam tersebut pun tak sedikit menggunakan sumber air dari mata air di desa Merden.

Penjelasan berbagai potensi di desa Merden tersebut menunjukkan bahwa di daerah tersebut potensi yang mampu menghasilkan aset ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sudahlah cukup banyak. Akan tetapi hingga saat ini masih ada permasalahan yang belum mampu teratasi.
Pertama adalah masalah hasil pemasaran dan pengolahan pertanian dan perkebunan yang masih menggunakan metode yang merugikan para petani. Untuk hasil perkebunan cabe-cabean, yang merupakan komoditas utama hasil perkebunan sayur-sayuran masih menggunakan perantara tengkulak. Dengan begitu, penjualan hasil tersebut sangatlah rendah. Dan harga cabe terakhir hanya Rp. 5000-Rp. 6000/kg. Begitu pula dengan pengolahan padi juga masih ketergantungan pada investor. Dimana para investor tersebut memberikan pinjaman untuk permodalan yang di butuhkan para petani. Mulai dari bibit, pupuk, air irigasi, dan lain sebagainya. Dengan meminjam kepada para investor tersebut, ketika hasil pertaniannya buruk dan hanya sedikit, maka modal yang dipinjam kepada para investor tersebut, harus segera di kembalikan. Dan yang pasti mengandung bunga yang harus di bayar oleh petani. Dan hal itulah yang merugikan para petani.
Kedua, adalah masalah industri, yang lebih tepatnya industri di desa Merden belum mampu melibatkan banyak pihak masyarakat untuk berperan di dalamnya. Sehingga perekonomian di dea Merden belum bisa terangkat dengan adanya berbagai macam perindustrian. Industri tersebut masih sangat kecil, atau yang sering disebut home industry (indutri rumahan). Maka, dalam pemproduksiannya hanya melibatkan tak lebih dari 5 orang, yang biasanya diambil dari kalangan keluarga pemilik industri rumahan tersebut.
Oleh karena itu, Pemerintahan Desa Merden sudah membuat beberapa rancangan solusi untuk mengatasinya, terutama permasalahan pengolahan dan pemasaran pertanian dan perkebunan masyarakat. Agar tidak tergantung lagi pada para tengkulak ataupun investor, maka tak ada jalan lain melainkan Desa ini memiliki permodalan sendiri. Dengan memanfaatkan dana dari paguyuban PokTan (kelompok Tani), pengelolaan Sarana Air Bersih (SAB), dan dana dari kelompok-kelompok yang berada di desa ini, maka desa Merden dapat membuat koperasi pribadi, semacam Koperasi Unit Desa (KUD), atau saat ini lebih dikenal dengan BUMD (Badan Usaha Milik Desa).
Sedangkan untuk perindustrian, maka jalan yang dapat di tempuh untuk meningkatkan hasil produksi dan meningkatkan peranan masyarakat, maka perindustrian tersebut harus dibuat lebih besar dan di pasarkan ke berbagi daerah, termasuk ke luar desa atau bahkan keluar kota. Saat ini, kopersai yang tersedia untuk industri tahu misalkan, hanya terdapat koperasi kedelai. Belum ada koperasi untuk membantu memberikan pinjaman sebagai modal  produksi. Selain itu, agar hasil produksi yang banyak dan permodalan bisa mendapatkan bantuan, maka perindustrian ini membutuhkan relasi dengan pihak-pihak lain, terutama kepada pemerintah.
Dan yang terakhir, harapan yang sangat di tunggu-tunggu oleh masyarakat di desa Merden adalah pada pemuda-pemudi Merden dapat melanjutkan kehidupan di desa Merden dengan segenap ilmu yang mereka miliki. Ketika mereka sudah ke luar kota untuk menyelesaikan pendidikannya, ataupun hal-hal semacamnya diharapkan suatu saat tetap kembali ke kampong kelahirannya, dengan tujuan untuk membenahi segala apa yang masih buruk serta mengatasi segala permasalahan di desa Merden ini.

Wallahu a’lam bii shawab.

3 komentar: