Teringat nasehat dari seorang guru besar kami yang sangat berjasa, yang senantiasa menanamkan rasa cinta dan kesungguhan terhadap ilmu. Beliau mengatakan bahwa “belajar itu bisa dimanapun dan dengan siapapun, maka jadikan setiap waktu kita sebagai sarana untuk belajar, karena belajar tidak harus bersama buku dan di dalam kelas”.
Terkadang
ketika berada dalam kondisi atau keadaan tidak normal dimana kita bisa
melakukan rutinitas harian yang sesuai dengan target kita, maka mungkin ada
perasaan kecewa, atau menyalahkan diri dan kondisi sehingga yang terjadi hati
kita tak lapang dan tak dapat menikmati kondisi tersebut. Padahal bisa jadi
kondisi tersebut adalah menjadi tempat kita belajar dan mendapat hikmah yang
besar untuk kehidupan. Oleh karena itu, kita harus senantiasa memiliki
kesadaran untuk mendatangkan niat dan pandai mencari hikmah dari setiap yang
terjadi. Diantara kondisi tersebut misalkan ketika sedang bersama keluarga,
atau di rumah saudara, kerabat, atau ketika sedang safar atau sakit.
Padahal
dengan kita bersosialisasi, mengamati banyak hal, juga dengan fasilitas serta
kemudahan teknologi hari ini banyak yang bisa kita lakukan meskipun kita dalam
kondisi tidak seperti biasa.
Termasuk diantaranya
ketika menonton film bersama saudara pun juga bisa bernilai ibadah, jika
diniatkan untuk menjalin silaturahim, juga diniatkan untuk mendapatkan
pembelajaran dari kisah yang ada di dalamnya. Karena di setiap kisah atau
cerita yang dibuat pasti memiliki pesan yang ingin disampaikan bagi para
penontonnya. Meskipun demikian kita harus pandai memilih tontonan yang baik,
yang tidak ada unsur kemaksiatan yang bisa memotivasi kita untuk melakukan yang
sama atau setidaknya menjadikan kita tahu akan kemaksiatan yang mungkin
sebelumnya kita belum mengetahuinya.
Film “Ada Surga Di
Rumahmu”, adalah salah satu film yang mungkin nampak sederhana, namun di
dalamnya ada pesan yang dalam. Terutama bagi kita yang masih menjadi seorang
anak, yang terkadang atau bahkan sering masih bersikap kurang sopan atau belum
bisa berbakti dengan maksimal dan ketulusan hati. Film yang berhasil membuat
diri ini mengalirkan air mata, antara malu, menyesal, tertampar, dan bersyukur
masih Allah beri nasehat melalui perantara kisah tersebut, dan masih diberi
kesempatan untuk bertemu dengan kedua orangtua dan memberikan bakti yang
terbaik.
Ada beberapa hikmah
yang bis akita dapatkan dari film tersebut, diantaranya:
· Seorang ayah yang bertanggung
jawab atas kewajibannya, maka akan bersungguh- sungguh dalam mendidik anaknya
walaupun memiliki keterbatasan harta atau fasilitas yang dimilikinya.
· Seorang ayah dan ibu
harus memiliki visi yang sama ketika berharap anaknya menjadi seorang yang
hebat di masa depan. Selain itu, orangtua, terutama ayah harus sering
berkomunikasi, termasuk menyampaikan visi yang diharapkannya tersebut kepada
anaknya, serta memotivasi dan
mengarahkannya untuk selalu melangkah kea rah tersebut.
· Menuntut ilmu membutuhkan
pengorbanan dan mengeyampingkan perasaan rindu. Karena cinta yang sebenarnya
adalah keinginan untuk bersama dan berkumpul di akhirat, yakni di surga-Nya.
· Orangtua yang merasa
memiliki keterbatasan pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk menghadirkan
lingkungan dan guru- guru terbaik yang bisa mendidik serta mendoakannya. Maka
orangtua harus selalu berkomunikasi dengan baik dan selalu memberikan
kepercayaan serta menghormati para guru yang mendidik anak- anaknya.
·
Doa adalah hadiah
terbaik dari orangtua untuk anak- anaknya.
· Dalam menuntut ilmu
harus memiliki keberanian dalam bertanya, berpendapat dan perlu melatih diri untuk
sering menyampaikan agar ilmunya bisa bermanfaat.
· Ridha orangtua adalah
kunci tuk mendapatkan ridha Allah serta keberkahan dan kemudahan- kemudahan. Dan
sebaliknya, apabila melakukan perkara yang tidak diridhai orangtua maka akan
ada kegelisahan dan sulit tuk memperoleh kemudahan serta keberkahan.
·
Ada banyak pintu surga
yang bisa kita cari, namun kita sering lupa dengan pintu surga yang sebenarnya
sangat mudah, dekat dan cepat kita didapatkan. Pintu surga itu ada di dalam
rumah kita sendiri, yaitu pada orangtua kita. Melayani mereka serta berbakti
kepadanya dengan memberikan apa yang kita miliki.
· Keinginan, ambisi,
atau cita- cita kita setinggi apapun tetap memerlukan ridha kedua orangtua, dan
apabila itu tidak tercapai maka jika kita masih memiliki orangtua maka tetap
ada surga yang Allah hamparkan tuk kita raih, yaitu di rumah kita dimana ada
orangtua, selain juga ada saudara- saudara kita.
Sebagai penutup,
teringat sabda Sang Baginda saw, yang berkata:
رَغِمَ أَنْفُهُ ، رَغِمَ أَنْفُهُ ، رَغِمَ أَنْفُهُ ، قَالُوا : يَا
رَسُولَ اللَّهِ ، مَنْ ؟ قَالَ : مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبْرِ ،
أَوْ أَحَدَهُمَا ، فَدَخَلَ النَّارَ
“Celaka orang
itu, celaka orang itu, celaka orang itu!” Para sahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah, siapa itu?” Rasulullah menjawab, “Orang yang celaka adalah orang
yang mendapati keduanya masih hidup, atau salah satu darinya, tapi dia masuk
neraka (karenanya).” (Hr.
Muslim)
Allah
swt juga berfirman:
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا
تَعۡبُدُوۡۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِالۡوَالِدَيۡنِ اِحۡسَانًا ؕ اِمَّا
يَـبۡلُغَنَّ عِنۡدَكَ الۡكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَوۡ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ
لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوۡلًا كَرِيۡمًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan
ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik” (QS. Al-Isra’: 23)
Wallahu
a’lam bish shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar