Pages

Senin, 01 September 2014

Introduce Myself..!!



Let’s introduce myself..
            Nama lengkap saya adalah Qonita Fairuz Salsabila. Biasa dipanggil Qonita, baik dilingkungan sekolah, keluarga, saudara, ataupun lingkungan rumah. Nama yang saya miliki itu, tak lain adalah nama pemberian ibu saya. Sebuah nama yang bagi saya memiliki sebuah arti yang begitu indah. Nama yang merupakan do’a dari segala impian yang ingin dijadikan menjadi kenyataan. “Qonita”, yang bermakna ‘wanita yang taat’. “Fairuz”, yang berarti ’permata’. Dan “Salsabila”, yang didefinisikan ‘sebuah air yang mengalir di syurga’. Saya berharap, dari nama tersebut, saya bisa menjadi wanita yang taat kepada Allah, risalah Rasul-Nya, taat kepada orang tua, serta kepada guru. Sehingga saya bisa menjadi seseorang  yang diibaratkan sebagai permata yang mengalir di surga. Saya lahir di kota Jember, Jawa  Timur, tepatnya pada tanggal 05 Januari 1999. Maka usia saya saat ini sudah menginjak 15 tahun. Selain lahir di kota tersebut, saya juga sempat singgah bersama keluarga saya selama sekitar 3 tahun disana. Namun, entah karena alasan apa, kami pindah di Kota kelahiran ibu saya. Pacitan. Disana saya berpindah rumah hingga tiga kali dan berakhir pada rumah yang saat ini. Rt 04/Rw 01, Dsn.Cerbon, Ds.Cokrokembang, Kec.Ngadirojo, Kab.Pacitan, Jawa Timur.
          Saya anak dari kedua orang tua saya yang bernama Suyono Rizal Yahmazi dan Siti Marfu’ah. Ayah saya dilahirkan di kota Banyuwangi pada tanggal 31 Juli 1970. Usianya saat ini 44 tahun, dan bekerja sebagai seorang Wiraswasta. Sedangkan ibu saya adalah seorang wanita asli kelahiran kota yang dikenal sebagai 1001 Goa, yaitu Pacitan. Beliau lahir pada tanggal 12 September 1970. Layaknya ayah, ibu saya juga telah hampir menginjak usia 44 tahun. Dan beliau bekerja sebagai guru Matematika SMKN Ngadirojo, Pacitan, sekaligus aktivis dakwah. Sedangkan terkait saudara, saya dilahirkan sebagai anak ke-2, yang memiliki satu kakak laki-laki dan dua adik, laki-laki dan perempuan. Kakak saya bernama Muhammad Marsa Alaudin Asy-Syauqi, yang kerap dipanggil Arsa. Dia lahir di Jember pada tanggal 21 November 1996. Sekarang dia sedang duduk di bangku kelas 2 SMK, di SMKN 2 Yogyakarta, yang mengambil jurusan teknik gambar bangunan /arsitek. Sedangkan adik saya yang pertama bernama Muhammad Fahmi Zaidan Azzam Al-Firdausi. Layaknya kedua kakaknya, dia juga lahir di Jember pada tahun 2001. Sekarang dia duduk di bangku kelas 6 SD, dan rencananya akan melanjutkan sekolah bersama saya. Sedangkan adik saya yang terakhir bernama Asyrifa Nida’ Fikriya Nadzif. Dia kerapa dipanggil Nida’, dan saat ini dia berusia 6 tahun karena lahir pada tanggal 29 Februari 2008 di Pacitan. Dan sekarang sedang berada di bangku TK B dan akan melanjutkan SD layaknya saya dan adik saya yang pertma.
Pada awal saya menginjak bangku sekolah, saya masuk pada sebuah TK Islam, bernama TK Nurul Yaqin dan sebagai  angkatan ke-3. Setelah dua tahun mencari pengalaman di sekolah itu, saya masih tetap melanjutkan sekolah pada yayasan yang sama. Karena baru saja bediri,maka di SD Islam Nurul Yaqin saya menjadi angkatan pertama bersama ketiga belas teman saya. Dengan alasan tak ada pilihan sekolah lain, maka selama 6 tahun,saya tak pernah ada keinginan untuk pindah sekolah. Selain hanya satu-satunya sekolah Islam di lingkungan rumah saya, selain itu ibu saya juga cukup berurusan dengan berdirinya sekolah itu. Selesai menimba ilmu selama 6 tahun disana, saya sudah benar-benar diniatkan dan meniatkan diri untuk melanjutkan pendidikan selanjutnya di sebuah Pondok Pesantren. Walau pada awalnya, saya belum tahu harus kemana. Berawal dari pondok Tahfidz di Madiun, kemudian pondok pesantren di Probolinggo, pondok yang sudah dikenal orang tua saya di Tulungagung. Berlanjut pada sebuah Homeschooling di Bogor bernama Insantama, dan terakhir Homeschooling Khoiru Ummah di Bogor. Namun karena pertimbangan jarak yang terlalu jauh, dan biaya yang dibutuhkan terlalu besar, maka orang tua saya mencari cabang dari sekolah yang sesuai dengan visi itu. Karena sudah benar-benar cocok dengan tujuan serta sisitem belajar dari sekolah tersebut, maka orang tua saya benar-benar telah sepakat untuk memasukkan saya di sekolah itu. Dan pencarian berakhir ketika orang tua telah berhasil menemukan sebuah sekolah yang memiliki satu misi dengan sekolah di Bogor tersebut. Setelah mendapat iklan, serta persyaratan untuk masuk di sekolah itu di sebuah majalah, mereka pun semakin yakin untuk memasukkan saya sebagai santri didik di sekolah ini. Akhirnya setelah semua urusan pendaftaran telah usai,maka pada tanggal 03 Juli 2011, saya datang ke sekolah ini. Dan hingga detik ini saya masih berada dan akan terus berada di sekolah ini hingga mungkin usia SMA saya berakhir. Jadi, dalam sejarah mungkin saya hanya merasakan dua sekolah mulai dari saya masih balita hingga masa dewasa telah terlewati. Maka, pantas jika saya begitu menghargai dan meraskan sekolah yang benar-benar telah dan akan diami bertahun-tahun tersebut.
Saya memiliki banyak hobi diantara semua pekerjaan yang selalu saya lakukan. Saya paling senang menulis, membaca (walau bukan tergolong kutu buku), bermain bulutangkis, dan menghafal Al-Qur’an. Sedangkan pekerjaan yang hingga saat ini belum mampu saya gemari adalah memasak. Dan hal itu sampai sekarang masih menjadi tugas saya untuk harus menyukainya. Dan saya tidak menyukai hewan peliharaan, terutama hewan yang berambut, semacam kucing, kelinci, ataupun hamster. Dan menurut saya berinteraksi dengan orang lain yang belum dikenal lebih menyenangkan bagi saya, begitu pula berdiam diri untuk membuat hal-hal yang baru. Dalam hal suasana, saya tidak menyukai keributan, tetapi begitu nyaman dengan kesunyian. Maka, dalam beberpa hal, saya lebih cenderung suka dan sedikit lebih pandai menulis daripada berbicara langsung dihadapan orang. Dari berbagai hobi dan berbagai hal yang saya sukai diatas, saya memiliki berbagai impian serta cita-cita yang saya harap dapat teraih karenya. Saya sangat berharap bisa bersekolah di luar negri. Sejak dahulu, saya ingin sekali menjadi seorang hafidzah Al-Qur’an, ahli bahasa, ahli tafsir Al-Qur’an dan Hadits, Penulis yang dapat mempengaruhi, serta menjadi entrepeneur yang sukses. Nampaknya tidak cocok memang, tetapi saya yakin dengan slogan ”Nothing is Imposible”, ”tidak ada yang tidak mungkin”. Banyak orang-orang hebat di dunia ini yang dapat meraih suatu hal yang tampak tidak mungkin. Michhelle Mone yang menjunjung tinggi dalam bertanggung jawab, dan Mary Kay Ash seorang pebisnis yang mengajarkan kepercayaan pada diri sendiri. Dari semua cita-cita itu, saya pun berharap apa yang telah saya rencanakan tuk meraihnya dapat terlaksana. Saya ingin sekali pada awal menjadi Mahasiswa, saya dapat bersekolah di Al-Azhar, Kairo, Mesir. Disana saya ingin belajar ilmu alat, yaitu bahasa Arab. Jika saya telah menguasai bahasa Kaum Muslim tersebut, maka kunci ilmu Tsaqofah Islam telah saya genggam. Dengan berbekal hafalan Al-Qur’an dan sedikit kemampuan bahasa Arab saya, maka saya berharap dapat bersekolah disana dengan beasiswa. Kemudian, saya ingin melanjutkan sekolah di Timur Tengah ataupun di Asia dengan megambil bidang tafsir Al-Qur’an atau tafsir Hadits. Mungkin di Malaysia, Madinah, Mekkah, atau Maroko. Setelah dua jenjang mampu saya lewati, maka saya ingin melanjutkan pencarian ilmu di dunia lain. Pencarian ilmu sebenarnya masih panjang dan banyak. Setelah seseorang Muslim telah mampu menguasai Tsaqofahnya, maka alangkah baiknya jika dapat dan mau menguasai Sains. Dan kunci untuk mengusainya adalah pada Calculus. Tetapi saya sendiri lebih cenderung menyukai ilmu sains yang terkait ilmu pengetahuan, bukan perhitungan. Maka, mungkin saya ingin mempelajari ilmu terkait bumi dengan  bersekolah cukup di Indonesia saja. Dengan begitu, saya bisa lebih dekat dengan orang tua.
Untuk membangkitkan semangat saya dalam menjalani proses untuk meraihnya, maka saya memiliki moto hidup yang sudah tak asing lagi.
  من سارعلى درب رصل   ,من جد وجد    ,من صبر  ظفر

Tujuanku sekolah di Panatagama..
Pada awalnya saya memasuki pondok ini tanpa memilki sedikitpun tujuan, selain karena patuh pada kedua orang tua saya. Dan karena niat bulat yang sejak dahulu saya miliki ingin segera tercapai, yaitu bersekolah di pondok pesantren. Hanya sebatas gambaran kecil saja yang saya ketahui terkait sekolah ini. Sebuah Pondok Pesantren Tradisional bernama Panatagama, yang dahulu masih merupakan cabang dari HSG Khoiru Ummah Bogor. Pesantren yang memiliki kurikulum yang berbeda dengan sekolah pada umumnya. Sekolah yang mengedepankan sistem belajar yang menarik, yaitu belajar didalam kelas dan praktek diluar kelas. Dan sebuah sekolah berbasis Islam yang sangat mengharapkan para santrinya untuk menjadi Kader-kader Ulama. Menjadi Pemimpin Ummat.
Namun karena pemahaman saya yang belum dapat diandalkan, maka ketika saya akan masuk sekolah ini, hanya satu keinginan  yang benar-benar saya harapkan untuk dapat tercapai. Impian itu adalah menjadi seorang Hafidzah Al-Qur’an. Hanya itu. Dan saya belum memilki mimpi yang jelas dan tetap. Kalaupun ada, saya tak terlalu mengharrapkan hal itu dapat say gapai setelah bersekolah disini. Seiring berjalannya waktu, banyak hal yang saya dapatkan. Dan saya pun tahu berbagai hal yang ingin dicapai oleh sekolah ini. Saya tahu pula diamana potensi saya dan bagaimana jalan tuk mampu meraihnya. Jalan yang dapat saya dapatkan melalui sekolah ini. Maka mulailah saya mendapat berbagai gambaran tentang tujuan saya dari bersekolah di Lembaga ini. Tak hanya ingin untuk menjadi penghafal Al-Qur’an, namun masih banyak hal lagi. Berbagai macam pelajaran yang diajarkan di sekolah ini, membuat saya mendapatkan banyak pintu dalam merangkai dan meraih impian. Mengubah angan-angan menjadi kenyataan. Mulai dari Tahfidz, ilmu Science, Geopolitik, Tsaqofah hingga ilmu Bahasa semua diajarkan. Dan dari sana, saya mengetahui saya lebih mampu dalam bidang apa.
Saya berharap dengan bersekolah disini, kelak saya dapat membuat bangga kedua orang tua saya. Saya ingin menjadi pemimpin ditengah-tengah Ummat, layaknya visi dari sekolah ini. Menjadi dokter bagi Ummat yang saat ini sedang dalam keadaan terpuruk. Menjadi generasi terbaik layaknya sebuah mutiara ditengah-tengah Ummat. Dengan menggapai segala hal yang telah menjadi cita-cita saya, harapan saya ilmu yang saya dapat dapat menghantarkan saya pada impian besar itu.

Target Hafalanku..
       Karena sejak dulu saya berkeinginan menjadi seorang Hafidzah, maka target yang benar-benar saya utamakan setelah lulus dari pondok ini adalah dapat menggapai impian mulia itu. Namun, mimpi itu ternyata tidak mudah, karena saya tahu sekolah ini bukanlah sekolah yang terfokus pada tahfidz atau hafalan Qur’an saja. Banyak pelajaran yang harus mampu dipelajari dan dipahami dengan serius. Maka, pada awalnya saya menargetkan hafalan saya bisa mencapai juz 15 hingga akhir kelas 3 SMP. Dan begitu pula dengan tiga tahun beriktnya. Sehingga setelah saya melalui jenjang pendidikan SMA, saya sudah mampu menghafal  secara sempurna firman-firman Allah itu.
Tetapi setelah melihat faktanya, sekarang saya telah berada di akhir semester dan tahun ajaran kelas 3 SMP. Namun, hafalan saya baru mencapai Juz 10. Artinya target awal tidak tercapai hingga 5 Juz. Maka, saya harus memahami apa penyebab hal itu dan bagaimana cara menyelesaikannya. Juga bagaimana target selanjutnya untuk menghadapi 3 tahun kedepan.
Dan target saya mungkin menjadi berubah. Saya anggap target saya menjadi 20 Juz saja saat lulus SMA  kelak. Dan untuk mencapai target itu saya pun harus menyiapkan strategi yang ampuh, karena saya tahu pelajaran yang semakin berat akan menjadi penyebab penghalang tercapainya target. Dengan menghafal 1  halaman baru per hari, maka dalam satu bulan saya seharusnya dapat menghafal 30 halaman. Artinya dapat menghafal 1,5 juz, karena 1 Juz ada 20 halaman. Namun karena berhalangan (haidh), maka dalam 1 bulan, saya anggap 15 halaman dapat dihafal. Dan ditambah 10 hari dari bulan berikutnya untuk menamatkan 1 Juz tersebut. Kemudian untuk waktu muraja’ah dan mempersiapkan ujian 1 Juz tersebut, kira-kira dibutuhkan 2-3 minggu. Maka, 1 Juz dapat benar-benar finish  dalam waktu 2 bulan. Artinya dalam 1 semester (6 bulan), dapat menghafal sebanyak 3 Juz. Dalam 1 tahun maka 6 Juz. Dan dalam 3 tahun (6×3), maka seharusnya saya dapat menghafal 18 Juz. Dan itu telah melebihi target. Tetapi untuk mengantisipasi banyak kejadian seperti yang sebelum-sebelumnya, maka target 10 Juz untuk SMA sudah menjadi hal yang sangat besar bagi saya. Kegiatan yang jarang diduga, semisal Ujian Praktek hingga 2-3 minggu setiap semesternya. Daily Project hingga 1 minggu yang dilakukan per 3 minggu, yang mana kemungkinan dapat menyempatkan menghafal sangat tipis. Persiapan Pagelaran Santri tiap akhir semester yang menguras banyak waktu dan fikiran yang besar, dan lain sebagainya. Maka itulah sekilas target hafalan saya hingga 3 tahun kedepan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar