A. Komoditas Pertanian
1.
Tanaman utama : kentang dan wortel
2.
Tanaman tambahan : loncang, bawang putih, cabe dieng,
terong belanda, kubis, carica, seledri.
3. Pertanian yang dilakukan mayoritas
adalah pertanian individu yang dikelola oleh petani sendiri dan saat ini baru
akan dimulai pertanian yang dikelola oleh LPMH (Lembaga Pertanian Masyarakat
Hutan), yang mengalihkan menjadi pertanian pariwisata.
Wortel dan kentang merupakan tanaman yang paling banyak ditanam di Dieng |
Wortel dan kentang merupakan tanaman yang paling banyak ditanam di Dieng |
B.
Sejarah Pertanian Dieng
1. Lahan pertanian di Dieng berbentuk
telaga atau wilayah yang berair, yang semakin lama tertimbun oleh tanah
sehingga terbentuklah lahan subur yang sangat cocok untuk pertanian.
2.
Lahan pertanian didapatkan dari
pembabatan hutan.
C. Kepemilikan Lahan
1.
Lahan milik pribadi, yaitu dari
warisan turun temurun.
2.
Lahan milik Aparat Desa, yang
dikelola oleh anggota aparat Desa.
3. Lahan sewaan yang didapatkan dari pemilik lahan yang tidak mampu
merawat lahannya seara individu, dengan harga :
§ Lahan di perbukitan/ di lahan miring :
Rp 10 -15 juta/ tahun/ ha
§ Lahan di bawah/ di lahan datar :
Rp 28-39 juta/ tahun/ ha
D.
Proses Penanaman
1. Bahan pertanian :
§ Benih :
-
Kentang dan bawang putih dibuat
sendiri
-
Wortel, kubis, seledri dan loncang
dibeli di toko pertanian
-
Carica dan terong belanda dari
biji atau stek
§ Pupuk :
-
Pupuk kandang : kotoran ayam (1 truk = Rp 2 juta)
-
Urea : M4
2. Biasanya wortel ditumpang sari dengan dengan loncang dan bawang putih.
Wortel dan kentang membutuhkan 3-4 bulan untuk mencapai masa panen. Sedangkan
carica dan dan terong belanda dipanen per minggu.
3. Hama : es atau embun yang membeku dan melapisi daun tanaman, yang
kemudian menghambat pertumbuhan tanaman dan terjadi pada musim hujan, ketika
suhunya sangat rendah.
Panen kentang dilakukan oleh petani secara individu |
E.
Pengolahan Hasil Panen
1. Wortel dan loncang dibeli oleh tengkulak dengan cara memborong hasil at
petani diuntungkan, tetpanen dalam suatu lahan. Harga yang ditentukan berdasar
kan perkiraan oelh tengkulak, dan disepakati anatara kedua belah pihak. Cara
ini terkadang membuat petani diuntungkan, tetapi lebih sering dirugikan oleh
tengkulak.
2. Kentang, bawang putih, terong belanda, dan carica dipanen secara
individu oleh petani, kemudian dibawa pulang dan nantinya diambil atau dibeli
oleh tengkulak.
F.
Harga Sayuran
1. Kentang ungu : Rp 20.000/kg
Kentang merah : Rp
12.000- Rp 17.500/kg
Kentang biasa/coklat :
Rp 5.500- Rp 8.500/kg
2. Wortel : Rp 1.500/
kg
3. Bawang putih : Rp 7.000/ kg
4. Terong belanda : Rp 7.000/ kg
5. Carica : Rp 2.000/
kg (Musim Hujan)
Rp 6.000- Rp 6.500/
kg (Musim Kemarau)
G.
Pemanfaatan Hasil Panen
1. Makan sehari-hari
2. Kebutuhan sehari-hari
3. Pendidikan
4. Modal penanaman kembali
H.
Regenerasi Petani
1. Ada petani yang menginginkan lahan yang mereke miliki dan kelola
dilanjutkan oleh anak mereka. Agar lahan yang mereka tidak perlu disewakan atau
dijual ke orang lain.
2. Ada pula petani yang sangat tidak mengingunkan anak mereka melanjutkan
mengelola lahan yang mereka miliki. Karena menurut mereka, bertani adalah
pekerjaan yang sangat berat, sulit, sedangkan hasilnya tidak sebanding.
Sehingga dia memilih untuk menyewakan lahannya kepada orang lain saja.
I.
Hipotesa Permasalahan
Dari
pemaparanfakta diatas, kami mengambil beberapa hepotesa permasalahan yang
dialami pertanian masyarakat di daerah Dieng, Wonosobo :
1. Adanya penyewaan lahan
Penyewaan
lahan menyebabkan keuntungan besar bagi pemilik lahan, dan petani berdampak
dirugikan dan beban yang semakin berat.sedangkan dalam Islam penyaewaan lahan
untuk pertanian dilarangkarena sesungguhnya SDA memiliki pengelolaannya
sendiri.
2. Pupuk yang digunakan adalah pupuk najis
Kebanyakan
petani di Dieng menggunakan pupuk kandan (kotoran ayam) sebagai pupuk utama
pertanian. Sedangkan dalam Islam segala hal yang terkandung najis sangatlah
dilarang untuk dijualbelikan apalagi dipergunakan. Selain itu pula pupuk
kandang ini sangatlah mahal, karena mereka harus membelinya diluar kota.
Padahal mereka seharusnya bisa memanfaatkan pupuk kompos dari daun-daun sayuran
yang tidak dikonsumsi, misal daun bawang putih, daun wortel, dsb.
3. Pengelolaan hasil panen
Salah
satu cara pengelolaan hasil panen adalah dengan cara diborong oleh tengkulak,
dengan memperkirakan harga setelah melihat hasil panen yang masih ditanam di
suatu lahan. Sedangkan dalam pandangan Islam, pembelian yang tidak terlihat
fakta bendanya, maka tidak boleh atau tidak sah dilakukan jual beli. Karena,
akan menyebabkan kerugian di salah satu maupun kedua pihak yang bersangkutan.
4. Fenomena alam terbentuknya es
Es
akan merusak jaringan dan menghambat pertumbuhan sayuran.
5. Tidak adanya generasi yang melanjutkan pertanian menyebabkan
berhentinya pertanian yang ada.
6. Wisata lebih diminati daripada pengelolaah SDA/ pertanian.
Pariwisata
memang mendapatkan keuntungan yang besar, namun pariwisata yang tidak dikelola
dengan baik akan menimbulakan kerusakan alam dan lingkungan. Dan jika pertanian
ditinggalkan, maka bahan pangan bisa tidak ada lagi, sehingga harus mengimpor
dari wilayah luar Dieng. Sedangkan lahan disana sangatlah berguna untuk sumber
utama sayuran di daerah Dieng dan kota-kota di Jawa Tengah.
Hubung8n siapa utk beli kenrang ungu
BalasHapusHubung8n siapa utk beli kenrang ungu
BalasHapus