Pages

Selasa, 30 Januari 2024

FreePalestine itu Bukan Sekedar (Part 6)

 Bukan sekedar dengan menggencarkan seruan tuk boikot produk- produk industri Israel dan Barat yang mendukung Israel, tapi juga harus disertai dengan boikot produk budaya dan pemikiran yang telah berhasil merusak umat dan memecah belah persatuan.

              Tak hanya kali ini. Setiap kali Islam dihinakan, saudara kita dizalimi, dan dibantai, kita sering menyaksikan berbagai seruan di media begitu deras tuk memboikot produk- produk industri barat yang biasa tersebar di negeri- negeri kita dan biasa kita konsumsi dalam kesahariannya. Mulai dari produk makanan, pakaian, alat kebersihan dan lain sebagainya. Hingga terbangun opini bahkan fatwa apabila membeli produk- produk tersebut merupakan suatu kesalahan dan dosa, karena hal itu menunjukkan adanya pembelaan kita terhadap barat yang telah menyokong atau menjadi sutradara atas terjadinya kezaliman dan penghinaan terhadap kemuliaan Islam dan darah kaum muslimin.

              Apakah benar seperti itu? Dan apakah itu cukup menjadi solusi atas persoalan yang terjadi saat ini?

           Perlu kita ketahui bahwa produk- produk industri adalah bagian dari madaniyah (hasil fisik) yang pada dasaranya bersifat universial, sehingga tidak dipengaruhi dengan suatu ideolagi atau cara pandang hidup tertentu. Produk- produk tersebut layaknya benda- benda yang hukum asalnya adalah mubah, selama tidak ada dalil yang mengharamkanya. Oleh karena itu boleh saja jika kita mengambil, membeli dan menggunakannya. Boleh juga kita memilih untuk tidak, dan mencukupkan diri dengan mengkonsumsi produk- produk lokal atau buatan kaum muslimin. Boleh saja, karena hukum asalnya mubah. Begitu pula, maka boleh saja bagi kita jika ingin memboikot benda-benda tersebut jika memang dengannya dapat membuat ekonomi Barat bisa menjadi tidak stabil, sehingga kekuatan mereka akan melemah tuk menyokong kekuatan Israel yang menjajah dan membantai saudara- saudara kita.

        Tapi ada dua hal yang perlu kita perhatikan. Pertama, yang seharusnya menjadi perhatian yang lebih bagi kaum muslimin adalah tidak sekedar memboikot produk tersebut sebagai salah satu alternatif atau wasilah tuk memperlemah kekuatan musuh Allah, akan tetapi yang jauh perlu kita perhatikan dan waspadai adalah perkara yang sudah jelas diharamkan Islam tuk diambil dan diadopsi. Hal itu adalah hadhoroh yang berupa pemahaman, pemikiran, konsep, cara pandang dan peraturan dalam kehidupan. Karena semua itu tentu lahir atau dipengaruhi oleh aqidah, serta ideologi tertentu. Sehingga jelas bahwa semua itu bertentangan dengan Islam, sehingga kita tidak boleh tuk mengambilnya. Karena, apa yang lahir dari dasar atau asas yang berbeda pasti akan melahirkan atau menumbuhkan  sesuatu yang  berbeda. Maka apa yang lahir dari akidah lain, seperti sekuleris yang jelas bertentangan dengan Islam -lantaran memisahkan agama dengan kehidupan- pasti akan memiliki pemikiran cabang yang lahir darinya yang bertentangan pula dengan Islam. Maka segala bentuk pemahaman, pemikiran, peraturan serta konsep kehidupan yang lahir dari akidah lain akan bertentangan dengan akidah kita.

        Kedua, jika kita mendalami fakta yang terjadi, maka kita akan mendapati bahwa pemboikotan yang lebih besar pengaruhnya dan lebih besar dampak kerugian serta dapat melemahkan musuh adalah pemboikotan yang dilakuakn oleh negara. Jika Israel membutuhkan air dari Yordania, minyak dari Mesir juga Turki, maka ketika negara- negara tersebut memutuskan penyaluran hajat asasi (kebutuhan mendasar) dalam kehidupan itu. Cukup dengan memboikot beberapa hari saja, maka sudah bisa dipastikan mereka akan kalang kabut, panik, tidak stabil, dan tercekik.              

         Oleh karena itu sudah sepatutnya kita harus memahami kondisi yang terjadi dengan cermat, cerdas, juga memahami solusi Islam yang pasti akan memberi cara pandang yang tepat dan solutif. Sehingga, seruan kaum muslimin tidaklah berhenti dan hanya berfokus tuk memboikot produk- produk industri Barat. Akan tetapi harus disertai dengan seruan tuk menyeru penguasa agar memutus selang yang mengantarkan air dan minyak ke entitas rapuh itu. Entitas yang layaknya bayangan manusia besar yang sebenarnya tidak memiliki kekuatan apapun.

          Selain itu kita juga harus semakin sungguh-sungguh tuk memahami pemikiran, peraturan dan konsep kehiduan yang lahir dari Islam sehingga kita bisa membedakan dan menolak pemikiran, peraturan dan konsep kehiduan yang lahir dari Barat, yang jelas landasannya bukan akidah Islam. Karena pada dasarnya pemikiran Barat-lah yang menjadikan kaum muslimin terus terbelanggu dalam batas- batas teritorial, batas nasionalis yang sengaja  dirancang oleh Barat. Yang karena pemikiran itulah para tentara kaum muslimin merasa tidak perlu melindungi mereka dengan berkorban nyawa sebagaimana mereka melindungi tanah airnya. Mereka juga menjadikan kaum muslimin terbelenggu dengan kecintaan pada dunia sehingga khawatir jika menyerukan kebenaran dengan lantang, lantaran takut akan ancaman, dan tidak bisa terselamatkan. Mereka juga menjadikan kaum muslimin merasa lemah, dan lupa bahwa kekuatan itu bukan pada jumlah dan persenjataan, sehingga akan terus merasa tak sanggup tuk melawan negara besar sebagai musuh islam. Mereka juga menjadikan kaum muslimin tertancap sikap individualis serta egois, sehingga malas tuk selalu memikirkan kondisi saudaranya. Mereka juga menjadikan kaum muslimin terjebak dalam gaya hidup yang hedonis, pergaulan yang bebas, dan menjadikan kesenangan materi adalah standar kebahagiaan, sehingga mereka tersibukkan dan teralihkan dari segala yang Islam larang dan perintahkan, boro- boro memikirkan saudaranya.

 #FreePalestine #ArmiesToAqsha #AqsaCallsArmies #GazaUnderAttack #SavePalestine #BadaiAlaqsha #ThufanAlaqsha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar