Memiliki keturunan adalah harapan setiap
pasangan di sepanjang zaman. Namun tidak ada yang memiliki kuasa untuk
menetapkah hal itu, melainkah Allah swt. sebagaimana firman-Nya:“Sesungguhnya hanya di sisi Allah
ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa
yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan
pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat
mengetahui di bumi mana dia akan mati”. Ayat ini menjelaskan bahwa ada lima perkara
ghaib dimana manusia memang tidak memiliki kuasa untuk mengetahui dan mengaturnya.
Ketika
pasangan belum diberikan keturunan maka yang perlu difahami, pertama dan yakini,
bahwa setiap ujian pasti akan Allah swt beri sesuai kadar kemampuan hambanya. Kedua,
bahkan ujian tersebut harus disyukuri, karena di dalam al-Quran Allah pun
memberi ujian tersebut kepada orang- orang terpilih, mulai Nabi Ibrahim, istri Nabi
Zakariya, juga istri Imran. Mereka pun tak hanya sedih, namun juga dicemooh dan
divonis oleh orang- orang disekitarnya bahwa mereka mandul. Tak hanya itu
wanita- wanita yang paling mulia yang berada di sisi manusia termulia pun juga
Allah uji dengan tidak diberikan keturunan, yaitu para istri Rasulullah,
seperti Aiysah, Hafshah, Ummu Salamah, juga Saudah dan lainnya. Bahkan Imam
Syafii, pun setelah mengembara ilmu dari Palestina, ke Makkah, ke Mesir, lalu
ke Baghdad, selama 20 tahun lamanya, dan setelah selama itu istrinya baru bisa
mengandung. Oleh karena itu, ujian semacam ini hanya Allah berikan kepada
manusia pilihan yang mana Allah pasti mengetahui bahwa hambanya mampu untuk
menghadapinya.
Ketiga,
harus difahami juga bahwa sepasang suami istri sebagaimana manusia biasa,
mereka hanya Allah minta untuk memaksimalkan ikhtiar, mulai dari do’a dengan
terus berhunsuudzon kepada-Nya, konsultasi ke dokter jika memang diperlukan
tanpa perlu terburu- buru, juga melakukan berbagai ikhtiar kesehatan, termasuk bermain
hujan, dimana hal itu juga disarankan oleh ulama, seperti Imam Ibnu Qayim
Al-Jauzi, berdasarkan ayat Al- Quran, bahwa dari airlah Allah menghidupakn
segala yang mati, dan menghidupkan berbagai macam makhluk hidup.
Merupakan
bagian dari kesalahan apabila kita sebagai seorang muslim, menuntut,
menyalahkan, menekan, atau menyakiti hati saudara atau bahkan pasangan kita,
ketika tak kunjung diberikan keturunan, padahal yang bisa memberi keturunan muthlaq
hanya Allah saja. Maka seharusnya sepasang suami istri bisa saling memahami,
menguatkan, dan menciptakan kebahagiaan bersama agar tidak stress, yang justru
berdambak pada hormon dan kesuburan.
Manusia
hanya bisa berikhtiar, namun tetap Allah yang memiliki rencana terbaik. Dan
tidak ada kehidupan kecuali pasti diliputi dengan ujian, dan tidak ada rumah tangga
pasti Allah limpahkan berbagai cobaan, yang semua itu bisa menjadi ladang
pahala yang berlimpah jika senantiasa ikhlas, ridho, sabar, tawakal, dengan
terus berikhtiar menjalankan segala perintah-Nya.
Wallahu a’lam bish showab.