#FreePalestine bukan dengan solusi dua negara, karena nyatanya Israel tidak sama sekali mengingkan kecuali merampas setiap jengkalnya. Two state adalah solusi ilusi AS tuk pertahankan penjajahan atas kekayaan negerinya serta mencegah kebangkitan umatnya. Solusi yang hakiki tak lain dengan menumbangkan sistem yang menjadikan entitas Yahudi berdiri dan mengembalikan bumi suci itu ke tangan kaum muslimin dengan tegaknya sistem Islam, sebagaimana dulunya.
Cukup
dengan mempelajari sejarah mengapa Israel begitu ambisius menjajah bumi
palestina. Cukup melihat sejarah, maka kita tahu siapa penjajah yang sebenarnya
dan pantas tuk dihancurkan serta dilenyapkan, dan siapa yang memang sedang
terjajah sehingga harus dibela dan diperjuangkan.
Runtuhnya
Khilafah, perjanjian skykes picot, dan Palestina adalah tiga hal yang tidak
dipisahkan. Kita tahu bahwa bumi Palestina yang suci itu terjaga sejak zaman
Umar bin Khattab ketika berhasil menaklukkannya, tanpa ada pertumpahan darah
sedikit pun. Kita tahu bahwa Shalahuddin Al- Ayyubi yang berhasil merebut
kembali Palestina yang penuh keberkahan itu dari tentara salib yang telah
menodainya. Kita tahu bagaimana Sulthan Abdul Hamid II yang tidak mau
memberikan atau pun menjual sejengkal tanah Palestina kepada Theodor Herzl
untuk merealisasikan mimpinya membangun sebuah negara, walau dengan berjuta-
juta uang yang bisa membantu pelunasan hutang negara. Maka kita tahu bahwa
keinginan orang- orang Yahudi itu mustahil akan terwujud selama Khilafah masih
mengibarkan bendera tauhidnya. Dari situlah mereka sadar jalan seperti apa yang
harus ditempuh tuk mewujudkan cita- citanya.
Berbagai
usaha dilakukan. Dukungan dan berbagai bantuan negara- negara Eropa, terutama
Britania terus berdatangan. Berbagai strategi licik, tersembunyi, dan begitu
rahasia terus dilakukan. Tujuan mereka sama walaupun ada kepentingan yang
berbeda, yaitu menumbangkan Khilafah Islamiyah. Daulah yang akan menjaga tanah
dan jiwa seluruh warga negaranya. Daulah yang akan terus menghalangi ketamakan
dan ambisi mereka akan kekuasaan serta kekayaan. Pengorbanan harta bahkan
orang- orang yang mereka cinta pun dilakukan, demi mewujudkan sebuah mimpi
besar. Berdirinya negara Israel.
Singkat
cerita setelah lebih dari satu abad usaha mereka tuk bisa melenyapkan
kepemimpinan Islam yang menjadi penghalang pun semakin dekat dengan
keberhasilan. Para antek terus disebar dan didudukkan di kursi kepemimpinan,
generasi dirusak, dan peraturan dirubah untuk semakin loyal dengan kekufuran
serta kebebasan.
3
Maret 1924 menjadi momen yang paling menyedihkan bagi seluruh kaum muslimin.
Musibah terbesar yang membuat kaum muslimin semakin mudah tuk terjajah dan
ditindas oleh mereka yang menuhankan kebebasan. Kemauan Israel pun diberikan,
dengan dibuatnya sebuah perjanjian yang menjadi titik kedua kesengsaran bagi
umat Islam setelah runtuhnya Khilafah. Tanah suci yang ketiga pun ternodai.
Darah banyak yang tertumpah. Ibadah tak lagi leluasa dan mudah. Penagngkapan,
pengusiran dan penyiksaan adalah perkara yang biasa.
Perjanjian
yang menjadikan berbagai wilayah kaum muslimin dibagi- bagi oleh para penjajah
pun memuluskan harapan orang- orang Yahudi itu. Berbagai konflik dan perlawanan
pun pecah, sehingga pada tahun 1947 PBB memberikan solusi konyol dengan alasan
tuk mengakhiri konflik yang terjadi antara Israel dengan kaum muslimin dengan
mencetuskan Resolusi 181. Resolusi ini memberikan
sejumlah wilayah kepada Israel yang mencakup pesisir sekitar Tel Aviv,
daerah di sekitar Danau Galilea dan
daerah di Gurun Negev.
Dengan resolusi ini jelaslah ketika itu pihak
Yahudi mendapat sekitar 55% dari area total tanah sementara pihak kaum Muslimin
mendapatkan 45% nya.
Namun jelas ketamakan orang Israel adalah perkara yang tidak
perlu diragukan. Nyatanya mereka bukan menginginkan separuh, atau sebagian dari
wilayah Palestina. Sehingga kita melihat sampai saat ini semakin banyak wilayah
yang mereka duduki dan penduduk asli mereka diusir dengan penuh penghinaan.
Jelas berbeda ketika di masa Sulthan Abdul Hamid II.
Jangankan setengah atau sepertiga wilayah Palestina, sejengkal bahkan segenggam
tanahnya pun jika mereka minta tuk mendirikan negara maka tak akan diberikan
sekalipun ditukar dengan sejumlah uang yang besar. Sedangkan hari ini, ketika
penguasa dunia adalah AS, maka ia dengan mudah memainkan berbagi Lembaga
Internasional seperti PBB, tuk mengambil dan menguasai apapun yang mereka
ambisikan.
Maka, jika kita menyerukan solusi dua negara, maka itu adalah
solusi semu, dan jelas bertentangan dengan tuntutan dan ajaran Islam itu
sendiri. Jika solusi itu yang kita inginkan, maka sama saja kita mendukung
penjajahan dan mendukung solusi Barat yang pada dasarnya punya kepentingan tuk
mempertahankan adanya Israel di bumi Palestina. Sebuah kedangkalan berfikir
jika kaum muslimin meneriakkan solusi itu, sedangkan Israel sendiri tidak
berharap hal itu.
Sehingga kita tahu bahwa solusi yang hakiki untuk Palestina
tidak lain dan tidak bukan adalah mengembalikan kepemilikan tanah tersebut
kepada kaum Muslimin, sebagaimana Islam telah mentapkan bahwa tanah Palestina
adalah tanah kharijiyah sejak ditaklukkannya. Dan status tersebut tidak akan
berganti hingga hari kiamat. Semua itu tak akan terwujud kecuali dengan adanya
kepemimpinan Islam yang akan menerapkan hukum-Nya secara sempurna, termasuk
dalam pengaturan kepemilikan tanah.
Adapun jika tanah tersebut sudah di bawah kekuasaan Islam,
maka orang yang beragama apapun juga berhak hidup di atasnya, selama mereka
tunduk, menjadi warga negara Daulah, serta membayar jizyah bagi laki- laki yang
mampu. Islam akan menjaga seluruh jengkal tanah tersebut, karena yang menjadi
masalah bukan sedikit atau banyaknya, kecil atau luasnya tanah yang dikuasai,
akan tetapi adanya negara selain Islam sehingga menjadikan status tanah
tersebut seolah tidak lagi milik kaum muslimin, yang menjadikan kondisi kaum
muslimin seperti hari ini. Maka ketika membiarkan tanah tersebut tetap di
tangan mereka, sama saja kita menjual darah yang sudah dikorbankan dalam
penjagaannya yang telah berlalu belasan abad lamanya. Benarkah kita rela?
#FreePalestine
#ArmiesToAqsha #AqsaCallsArmies #GazaUnderAttack #SavePalestine
#BadaiAlaqsha #ThufanAlaqsha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar