Pages

Kamis, 19 Oktober 2017

Hanya Jalan Bukan Tujuan

"Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik." (Qs. Al Isra' : 19)

Setiap manusia telah Allah berikan jatah waktu yang sama dalam satu hari, yaitu 24 jam. Namun, dengan waktu itu manusia akan menjadi tiga golongan yang sangatlah berbeda. Mereka yang beruntung adalah yang hari ini lebih baik dari hari kemarin. Mereka yang rugi adalah yang hari ini amalnya sama dengan kemarin. Dan mereka yang celaka adalah orang yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin.

Lalu amalan apa yang dapat membuat kita masuk dalam golongan orang yang beruntung? 

Dua puluh empat jam akan terasa sangat panjang bagi ia yang banyak berangan-angan namun tidak melakukan tindakan. Tidak berani mengambil keputusan. Tidak siap dengan segala rintangan. Namun 24 jam itu akan tak terasa berlalu begitu cepat jika kita sibuk beramal dan melakukan kebaikan serta perbaikan. 

24 jam itu sangatlah berarti bagi orang yang sedang berjuang keras dalam mengejar dunianya. Ia bahkan rela tak memejamkan mata di saat orang istirahat. Di siang harinya ia bagai singa yang terus bergerak mengerjakan segala urusan yang tak berujung. Mengejar mangsa yang dinamakan uang. 

Time is money. Itulah arti waktu bagi pengejar dunia. Dan tanpa kita sadari, banyak diantara kita yang terlena dengan tugas kita yang sesungguhnya. Allah berfirman : "Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak mem­peroleh di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan" (Qs. Hud : 15-16)

Siapapun yang berharap dunia dan menggunakan seluruh kehidupan ini untuk dunia nya, maka sejatinya ia sedang berlari meninggalkannya. Karena dunia ini tak lain hanya sesaat. Saat kita sibuk berlari mendapatkannya, sesungguhnya ia semakin jauh di belakang. Ia akan kita lupakan. Karena ketika ajal tiba ia pasti jatuh ke tangan orang. 

Namun tidak dengan amalan sholih. Ketika jasad kita telah dikuburkan, harta dan keluarga tetap di sini, namun hanya amalan itu yang akan menemani hingga hari pembalasan nanti. Karena memang jika akhirat itu semakin di kejar ia akan semakin mendekat pada kita. Semakin keras usaha kita, kenikmatan itu akan semakin mudah tergenggam.

Jika para pengejar dunia menghidupkan siang malam hanya untuk urusan makanan, kekayaan, kemewahan dan uang, maka usaha kita harus beriringan dengan sujud yang panjang dan memohon ampunan.

Jika kita benar benar bersungguh sungguh dalam meraih negeri akhirat, maka kesungguhan itu akan berbalas. Seperti Rasulullah saw yang ketika siang bagaikan singa Allah dalam menjalankan amanah dalam menyebarkan risalah islam. Dan di malam hari bagaikan rahib yang tak pernah terhenti air matanya karena takut kepada Rabb Semesta. 

Dunia adalah tempat berjalan menuju kampung halaman. Allah pun mengatakan dalan surah al Ahzab agar kita tidak melupakan bagian atau hak kita di dunia. Tapi bukan itu tujuan utama.

Tetaplah dalam rangka menggapai ridho-Nya, dalam bertindak kita harus selalu merujuk pada segala hukum dan ketetapan-Nya. Mengejar dunia secukupnya. Karena ia menjadi jalan untuk menggapai keridhoan, bukan menjadi tujuan dari kehidupan.

Imam Syafii berkata: "Barangsiapa ingin selamat dari dunia, maka hendaknya melakukan empat hal : mengurangi bicara, mengurangi makan, mengurangi tidur dan merasa cukup dengan rezeki yanga ada"

Wallahua'lam Bish Showab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar