Pages

Selasa, 31 Oktober 2017

Terjajah Dalam Kenyamanan

"(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih" (Qs. Asy-Syu'ara : 88-89)

Musibah terbesar bagi para pemuda saat ini bukan ketika nilai raport atau IPK nya rendah. Itu hanya masalah dunia yg tak akan dimintai pertanggungjawaban oleh-Nya. Hanya bersifat sementara.

Namun, musibah paling menyengsarakan adalah saat mayoritas daya fikirnya habis untuk perkara yg sama sekali tak membawa kebaikan di kehidupan yg sebenarnya.

Bukannya kita akan di tanya 4 perkara, salah satu nya : "untuk apa usia kita?" Tidak kah kita takut? Sudah siap dengan jawaban yang akan kita utarakan?

Maka, perlu kehati -hatian dalam melangkah.
Karena saat ini posisi kita sedang terjebak dalam sistem yang memposisikan kita sebagai objek penjajahan. Objek yg dijadikan konsumen utama produk-produk para penjajah. Seperti : fashion, music, food, hiburan dunia maya, dan lain sebagainya.

Maka, berhati hatilah dan segera beranjak lah jika kita termasuk dalam salah satu atau bahkan semua dari ciru-ciri pemuda seperti ini : 1. Sosok yang terlalu sibuk dengan fashion dan tak pernah merasa puas utk memperbaiki penampilan luar. Baik yang belum berpakaian syar'i, atau bahkan yang sudah. Karena kita menutup aurat (berhijab) itu bukan karena fashion dan trendy, tapi karena perintah Allah.

2. Sosok yang sangat disibukkan dengan dunia maya dan sosial media, yg mengalihkan fungsinya dari alat komunikasi menjadi alat pencitraan diri.

3. Selalu update dengan lagu-lagu dan film sekuler, berikut para artis- nya. Menganggap hal tersebut sebagai pelarian dari kepenatan hidup. Sedangkan di dalamnya tak banyak memberi pengaruh kebaikan kepadanya atau pelajaran yang berarti. Justru lebih menjauhkan diri dari Sang Khaliq.

Sungguh merugi pemuda yg menghabiskan tenaga, kecerdasan, dan waktunya hanya untuk  3 perkara itu. Maka, beranjaklah. Ubah lah kebiasaan : (1) Memperbaiki akhlak, ibadah, dan penampilan di hadapan Sang Khaliq bukan di hadapan makhluq. Tidak kah kita ingin menjadi sebaik-baik hamba?

(2) Jadikan kesempatan penggunaan media sosial untuk berdakwah dan memperkaya ilmu. Dan berilah perhatian kepada orang-orang di sekitar kita, karena handphone bukan untuk menjauhkan yg dekat.

(3) Jadikan Allah menjadi satu satunya tempat peraduan, tempat mengeluh dan menangis. Tidak kah kita malu kepada -Nya? Ketika mendiamkan Nya? Dan lebih senang mengadu pada makhluk-Nya yang sama- sama lemah seperti kita. Jadikan Al quran  sebagai penasehat kita, dan satu satunya lantunan yang dapat menghibur, yang membuat kita tenang saat membaca, mendengarkan, dan menghafalkannya.

Jangan merasa nyaman dengan penjajahan yang tak nampak ini. Penjajahan ini memang sengaja dirancang agar kita lupa bahwa kita punya misi dan tanggung jawab besar di Bumi Allah. Bahwa kita sedang ditunggu oleh saudara-saudara kita di belahan dunia lain. Dan yang pasti dinantikan oleh generasi setelah kita, karena kualitas mereka sangatlah ditentukan oleh kesungguhan dan kualitas generasi saat ini.

Wallahu a'lam bish Showab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar