Pages

Sabtu, 03 Februari 2024

Menulis: Antara Ingin dan Butuh

Banyak hal yang melandasi seorang penulis tidak berhenti dalam berkarya, tidak lelah menuangkan fikiran, dan tidak bosan mencari ide. Namun, dari berbagai motivasi atau alasan yang mendorongnya itu, pasti tak lepas dari dua hal, yaitu keinginan atau kebutuhan. Dua hal ini yang akan menentukan bagaimana hasil dari yang ditulis, juga menentukan bagaimana keistiqomahan si penulis dalam mengarungi dan melawan berbagai halangan yang menghadangnya saat akan berkarya.

            Seseorang yang menulis karena ingin, biasanya dia akan tergantung pada mood dan waktu. Dia akan menulis saat ada mood dalam dirinya. Ketika moodnya bagus, maka ia akan serius untuk menulis, bahkan rela menyisihkan waktunya berjam-berjam dalam sehari untuk menulis. Tekadnya menggebu- gebu, semua ide bermunculan walau sedikit dipaksa. Bahkan hal-hal yang biasanya diutamakan jadi diakhirkan. Namun, saat moodnya jelek, maka semua akan buyar, tak tersisa sedikitpun semangat, waktu luang yang dimilikinya pun tak juga mendorongnya untuk menulis, semua ini dikarenakan situasi hati dan fikiran yang tidak mendukung. Maka hasilnya pun tak maksimal, tak akan terukur dan sulit ditafsirkan.

            Berbeda halnya dengan seseorang yang menulis karena dirinya memang merasa butuh. Karena butuh, maka apabila tidak dipenuhi ia akan gelisah, tidak tenang, sakit, atau bahkan menyebabkan kematian, layaknya tidur atau makan, yang mana manusia pasti membutuhkan keduanya, sehingga jika tidak terpenuhi maka dia akan sakit, dan fatalnya nyawanya pun akan terenggut. Karena dorongan butuh, maka seorang penulis akan lebih kuat dan tahan banting. Apapun rintangannya ia akan tetap berusaha menulis. Seolah menulis adalah nyawa baginya, maka jika aktivitas menulis itu tidak lagi dia lakukan, maka hidupnya akan terancam. Jadi seperti itulah gambaran jika seseorang menulis karena ia merasa butuh, walaupun alasan kebutuhan itu pun juga relatif, baik butuh untuk penghasilan, butuh untuk mengajar, butuh untuk berdakwah, dan lain sebagainya.

            Oleh karena itu, sebelum memulai untuk menulis jangan sampai kita salah motivasi dan pijakan, sehingga menyebabkan tidak bisa konsisten dalam berkarya dan mewujudkan cita- cita besarnya. Karena sebesar apapun kendala menghadang, jika butuh maka akan berusaha sekuatnya untuk mendapatkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar