Banyak hal yang melandasi seorang penulis tidak berhenti dalam
berkarya, tidak lelah menuangkan fikiran, dan tidak bosan mencari ide. Namun,
dari berbagai motivasi atau alasan yang mendorongnya
itu, pasti tak lepas dari dua hal, yaitu keinginan atau
kebutuhan. Dua hal ini yang akan menentukan bagaimana hasil dari yang ditulis, juga
menentukan bagaimana keistiqomahan si penulis dalam mengarungi dan melawan
berbagai halangan yang menghadangnya saat akan berkarya.
Seseorang
yang menulis karena ingin, biasanya dia akan tergantung pada
mood dan waktu. Dia akan menulis saat ada mood dalam dirinya. Ketika moodnya
bagus, maka ia akan serius untuk menulis, bahkan rela menyisihkan waktunya
berjam-berjam dalam sehari untuk menulis. Tekadnya menggebu- gebu, semua ide
bermunculan walau sedikit dipaksa. Bahkan hal-hal yang biasanya diutamakan jadi
diakhirkan. Namun, saat moodnya jelek, maka semua akan buyar, tak tersisa
sedikitpun semangat, waktu luang yang dimilikinya pun tak juga mendorongnya untuk
menulis, semua ini dikarenakan situasi hati dan fikiran yang tidak mendukung.
Maka hasilnya pun tak maksimal, tak akan terukur
dan sulit ditafsirkan.
Berbeda halnya dengan seseorang yang menulis karena dirinya memang merasa butuh. Karena butuh, maka apabila tidak dipenuhi ia akan gelisah, tidak
tenang, sakit, atau bahkan menyebabkan kematian, layaknya tidur atau makan, yang
mana manusia pasti membutuhkan keduanya, sehingga jika tidak terpenuhi maka dia
akan sakit, dan fatalnya nyawanya pun akan terenggut. Karena
dorongan butuh, maka seorang penulis akan lebih kuat dan tahan banting.
Apapun rintangannya ia akan tetap berusaha menulis. Seolah menulis adalah nyawa baginya, maka jika aktivitas menulis itu tidak
lagi dia lakukan, maka hidupnya akan terancam. Jadi seperti itulah gambaran
jika seseorang menulis karena ia merasa butuh, walaupun alasan kebutuhan itu
pun juga relatif, baik butuh untuk penghasilan, butuh untuk mengajar, butuh
untuk berdakwah, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, sebelum memulai untuk
menulis jangan sampai kita salah motivasi dan pijakan, sehingga menyebabkan
tidak bisa konsisten dalam berkarya dan mewujudkan cita- cita besarnya. Karena
sebesar apapun kendala menghadang, jika butuh maka akan berusaha sekuatnya untuk
mendapatkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar