Pages

Rabu, 25 Oktober 2017

Kesenangan Yang Membuat Bungkam

"Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa" (Al an'am : 44)

Banyak hal yang sering membuat kita lalai sehingga lupa akan tujuan kita diciptakan Allah di muka bumi ini. Banyak kesenangan yang sering mengalihkan pandangan kita dari arah yang ingin dicapai. Banyak tempat-tempat yang membuat kita tertarik mengunjungi nya yang membuat kita lama mencapai tempat yang sedang kita tuju. 

Hiburan dunia semakin hari semakin banyak di hadapan kita. Menggiurkan. Sungguh indah di depan mata. Sungguh manis dirasa. Lara pun menjadi tawa. Duka pun menjadi bahagia. Sejuta teguran melewati kita, dan tak berpengaruh sedikitpun dalam dada. Beribu nasehat kian menghujam hari-hari, namun hanya menjadi masuk dan keluar dari telinga. Kematian orang orang di sekeliling kita yang tak pernah disangka, hanya membuat air mata mengucur, namun hati tetap seperti sedia kala. Tak peka dengan teguran Allah, dan hiburan itu tetap mengalihakan segala pilu.

Dia. Yang lebih kecil dari Al Quran, lebih kita cintai untk dibawa kemana-kemana. Senyum dibibir kan terus menghiasi selama ia berada di genggaman. Hati kan nyaman selama ia menemani semua aktivitas padat kita. Hingga berkomunikasi dengan orang melaluinya lebih banyak dari dzikir yang kita ucapkan, lebih sering dari istighfar sebagai pengguggur dosa- dosa. Pesan-pesan di dalamnya lebih sering dibaca dibandingkan pesan-pesan dari pemilik hati ini. Menangis hanya karenanya ketika ada sedikit masalah atau perselisihan, ketimbang menangis saat membaca ayat ancaman bagi siapa yang lalai. Menggeggamnya lebih terasa aman daripada kitab pedoman. Sibuk dengannya lebih nyaman daripada berlelah lelah untuk mempelajari dan mengajarkan kalam suci.

Sungguh penyesalan memang tak akan tiba di awal. Penyesalan kehidupan ini tak akan membuat kita menangis melainkan jika telah datang hari penghisapan. Ketika hanya tangan yang mampu berbicara, ketika kaki yang menjadi saksi. Ketika mulut telah bungkam. 

Saat handphone sudah jauh lebih kita cintai dari-Nya. Saat membawanya lebih percaya diri daripada menenteng al Quran. Saat chating dan obrolan kita lakukan berjam-jam. Saat tawa menghapus segala peringatan dan teguran. Kegembiraan itu kian menghantui. Kegembiraan yang membuat kita lupa akan-Nya, akan menjadi alasan Allah memberikan sebuah siksaan. Hingga tak ada lagi yang mampu kita katakan. Semua hanya diam. Menyerah dan putus asa.

Na'udzubillah.

Dimana lah posisi kita saat ini? Mana yang lebih kita cintai dan utamakan? Mana yang membuat kita bangga dan malu saat membawanya? Mana yang memebuat kita merasa lebih percaya diri di hadapan manusia ketika membawa nya?

Wallahu a'lam bish Showab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar