"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (Qs. At Tahrim)
Rasulullah sebagai uswatun hasanah bagi kita, tentu harus kita ikuti segala yang beliau ajarkan. Baik perkataan, atau pun perbuatan. Menjalankan sunah-sunah Rasul, tanpa melupakan kewajiban yang pasti akan dimintai pertanggungjawaban.
Sebagai hamba tentu kita sangat merindukan Jannah-Nya. Bisa berkumpul disana bersama keluarga adalah sebuah harapan semua orang yang takut akan ancaman dan adzab-Nya. Bisa menggandeng kedua orangtua, bisa mengajak adik dan kakak, bisa melangkah di tangga yang sama menuju surga adalah sebuah impian yang seharusnya mampu membuat airmata kita menetes di setiap sujud dan doa.
Betapa tidak, ketika hari yang dimana tak akan bermanfaat lagi harta kekayaan dan anak yang banyak. Hari dimana ayah tak mampu menolong anaknya. Ketika seorang ibu menyusui meninggalkan anak yang disusuinya. Maka tak ada yang bisa menjadi penolong kita kecuali amalan-amalan kita. Amalan sholih yang terus kita lakukan dan ajarkan kepada saudara kita, atau keluarga kita. Dan itulah yang mampu menyelamatkan dan menyatukan hari dimana semua orang sibuk dengan perhitungannya sendiri-sendiri.
Maka dari itu, sudah menjadi kewajiban kita untuk senantiasa menjaga diri kita dari segala perbuatan yang menjerumuskan pada maksiat, yang mengantarkan pada panasnya api neraka. Menyelamatkan diri kita masing-masing juga harus dibarengi dengan amar ma'ruf dan nahi munkar kepada keluarga kita. Allah telah menegaskan kepada kita bahwa tugas kita dalam posisi kita sebagai anggota keluarga, baik anak atau orangtua, kakak ataupun adik adalah menjaga diri kita dan keluarga kita dari api neraka. Yang di dalamnya ada malaikat-malaikat penjaga yang taat dalam menjalankan perintah Allah, tak membantah dan durhaka sedikitpun. Para malaikat yang sangat keras dan kasar.
Tentu kita akan bersedih jika di tempat peristirahatan dari kelelahan berjuang dalam ketaatan di dunia ini, tak bisa kita rasakan bersama dengan orang-orang tercinta. Yang telah membimbing kita hingga dewasa, dan menjadi hamba yang patuh pada-Nya.
Sebagaimana Muhammad saat diutus menjadi Rasulullah yang menyampaikan risalah islam, maka yang pertama kali Rasulullah dakwahi adalah orang terdekatnya, yaitu istri beliau. Ummul Mukiminin, Khadijah Radhiyallahu 'anha. Tanpa ragu, Khadijah pun bersaksi dan membenarkan apa yang Rasulullah katakan. Justru beliau lah yang menguatkan, mengokohkan, serta menambah keyakinan bahwa apa yang terjadi memanglah benar dari Rabb manusia.
Inilah perkara yang patut dan wajib kita ikuti. Bahwa disaat kita sudah mendapatkan hidayah, atau kebenaran Islam yang sesungguhnya, maka keluarga adalah prioritas utama yang harus kita jadikan objek dakwah. Saat rasa cinta kepada Allah dan diin-Nya sudah bersemi di dalam hati, maka rasa itu harus ditularkan kepada orang-orang yang kita cintai pula. Agar kaki ini layak melangkah bersama menuju kampung peristirahatan.
Maka, kita pantas menjadi golongan orang yang mendapatkan doa dari para malaikat : "Ya Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam Surga 'Adn yang telah engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang Shalih di antara bapak-bapak mereka, istri mereka dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkau Yang Mahaperkasa, lagi Mahabijaksana"
(Qs. Ghafir : 8)
Wallahu a'lam bish Showab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar