"Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati" (Qs. Luqman : 34)
Sering kali kelelahan membuat kita ingin berhenti sejenak dan mencari hiburan guna menghilangkan kebosanan. Tak jarang dalam usaha menghilangkan rasa bosan dan jenuh, diantara kita menempuh jalan yang salah. Walau awalnya mubah, namun karena berlebihan atau melalaikan jatuhnya menjadi lahan pendatang dosa.
Padahal kita tahu sendiri bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Teliti akan semua yang dilakukan kita sebagai hamba-Nya. Termasuk sekecil dan sehalus apapun perbuatan yang kita lakukan.
"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya". (Qs. Qaf : 16)
Saat kita memahami bahwa Allah itu lebih dekat dari urat leher kita, maka kita seharusnya senantiasa merasa sedang dan selalu diawasi. Itulah alasan kuat yang seharusnya dapat menegur kita agar tak lelah dalam berbenah.
Ketika ibadah, dakwah, sedekah, dan melakukan amalan-amalan sunnah serasa berat dan kita mulai lengah, maka ayat ini seharusnya dapat menampar kita bahwa setiap hembus nafas kita sedang diawasi. Setiap prasangka dalam hati pasti dinilai. Setiap kata yang terucap dari mulut ini juga pasti akan dicatat disisi-Nya. Apalagi perbuatan sia-sia yang dapat menjerumuskan.
Dalam surah Luqman diatas kita juga bisa memahami bahwa tak ada seorang pun yang tahu kapan dan dimana ia kembali ke pangkuan-Nya. Apakah itu dalam kegelapan malam bersama kelelapan, atau saat dalam perjalanan, atau ketika dalam forum pelajaran, ketika sedang makan, atau bahkan sedang melakukan kemaksiatan.
Jika memang Sang Pengawas itu sangat dekat, dan kematian itu tak tau menjemput dimana, sudah selayaknya hal tersebut mendorong kita untuk tak lelah dalam beramal shalih. Tak berat dalam bersedekah. Tak enggan untuk menolong orang lain, serta mau berjuang dan rela berkorban di jalan-Nya.
Wallahu a'lam bish Showab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar