Pages

Sabtu, 20 April 2024

Ummu Haram binti Milhan, Mujahidah Lautan

 

            Ia adalah saudari Ummu Sulaim, ibunda Anas bin Malik, khadim Rasulullah. Ia sosok istri dari penguasa kaum Aus, yaitu Ubadah bin Shamit. Sosok yang memiliki kedekatan dan kecintaan yang luar biasa kepada Rasulullah saw juga keluarganya. Kedekatan itu bukan semata- mata karena hubungan nasab yang masih bersambung dengan nenek buyut Rasulullah, yaitu Salma binti Amr, ibu Abdul Muthalib yang merupakan keturunan bani Najar.

            Ummu Haram, sebagaimana Ummu Sulaim mendapat kuniyah (julukan) tersebut karena mereka memiliki anak dengan nama itu, juga memiliki saudara laki- laki dengan nama yang sama, dimana kedua saudaranya tersebut syahid dalam peristiwa bi’r ma’unah.

            Kecintaan keluarga beliau kepada Rasulullah begitu besar diantaranya ketika terjadi peristiwa haditsul ifki, dimana kala itu Abdullah bin Ubay bin Salul yang menjadi gembong tersebarnya fitnah tersebut. Ketika itu Rasulullah berkhutbah di hadapan para sahabat di masjid Nabawi. Rasulullah menyampaikan bahwa beliau tidaklah mengenal keluarganya kecuali kebaikan, sebagaimana beliau mengenal Sofwan bin Muattal sebagai sahabat yang shalih, sehingga tuduhan tersebut tidaklah pantas dilontarkan. Maka di saat itulah, Ubadah bin Shamit -karena dorongan iman dan  kecintaan beliau kepada Rasul dan keluarganya- ia menampakkan kemarahannya bahwa ia siap membunuh orang munafik yang telah menyebarkan fitnah tersebut. Dan dikarenakan Abdullah bin Ubay dari kalangan Khajraj maka ketika itu pimpinan Khajraj yakni Sa’ad bin Ubadah marah, hingga diantara dua suku tersebut pun saling mengangkat pedang di hadapan Rasul, hingga beliau pun melerai mereka.

            Rumah Ummu Haram sering dijadikan tempat Rasulullah singgah untuk istirahat, makan bahkan terkang Rasulullah tertidur disana. Ummu Haram pun pernah menadahi keringat Rasul yang mengucur saat beliau tertidur di rumahnya, kemudian dicampurkan dengan minyak wangi untuk keluarganya.

            Suatu ketika setelah Rasulullah terbangun dari tidurnya beliau tertawa dan nampak sekali kebahagiaan di wajah beliau. Maka Ummu Haram pun menanyai beliau sebab dari tertawanya beliau. Maka Rasulullah saw menyampaikan bahwa di dalam mimpi, beliau melihat pasukan kaum muslimin menaiki sebuah kapal yang besar, untuk menaklukkan sebuah wilayah dimana diatas kapal tersebut para pasukan kaum muslimin nampak begitu gagah layaknya para raja di atas singgasanya. Mendengar jawaban Rasulullah tersebut, -karena Ummu Haram begitu bersemangat untuk mengejar kebaikan-, berkata kepada Rasul: “Wahai Rasul doakan aku agar termasuk di dalam pasukan tersebut!”. Maka Rasulullah pun mendoakannya.

            Apa yang Rasulullah saw kabarkan adalah suatu kebenaran yang pasti terjadi. Apa yang Rasulullah panjatkan pun terwujudkan tanpa diragukan lagi. Di masa Khalifah Utsman bin Affan, militer angkatan laut telah dimiliki oleh kaum muslimin dengan kesiapan yang begitu matang, dimana ketika itu pemimpin mereka adalah Muawiyah bin Abu Sufyan, yang mana ia telah menyiapkan pasukan tersebut sejak masa Umar bin Khattab. Ummu Haram pun bergabung dengan pasukan yang akan menaklukkan wilayah Byzantium, yakni Romawi Timur. Pada saat itu usia Ummu Haram sudah sangat renta, namun tanpa keraguan sedikit pun ia tetap melangkah. Maka ketika kapal sudah sampai di wilayah yang akan ditaklukkan pun beliau segera turun untuk bergabung bersama para pasukan. Namun Allah swt berkehendak lain, ­baghal (jenis hewan) yang dikendarainya terperosok kemudian ia terjatuh dan wafat dalam kondisi syahid.

            Dalam penaklukkan tersebut kaum muslimin berhasil menang atas musuh, sehingga wilayah Cyprus pun tunduk pada kekuasaan Islam, yang mencakup wilayah Cyprus Yunani dan Cyprus Turki. Dimana wilayah tersebut menjadi batu pijakan untuk penaklukkan Konstatinopel pada generasi kaum muslimin berikutnya.

            Kisah ini mengajarkan kepada kita beberapa hal:

1.    Jika ada suatu kebaikan yang dengannya kita bisa memperoleh pahala yang banyak, maka seharusnya kita berlomba- lomba tuk mengambil peran.

2.    Keyakinan akan busyro Rasulullah adalah suatu kewajiban.

3.    Diantara cara untuk membuktikan cinta kita kepada Rasulullah saw dan keluargnya adalah dengan membela nama baik mereka, dan membantah orang- orang yang merendahkannya, juga dengan meneladani perjuangan mereka.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar