Ia
adalah saudari Ummu Sulaim, ibunda Anas bin Malik, khadim Rasulullah. Ia sosok
istri dari penguasa kaum Aus, yaitu Ubadah bin Shamit. Sosok yang memiliki
kedekatan dan kecintaan yang luar biasa kepada Rasulullah saw juga keluarganya.
Kedekatan itu bukan semata- mata karena hubungan nasab yang masih bersambung
dengan nenek buyut Rasulullah, yaitu Salma binti Amr, ibu Abdul Muthalib yang
merupakan keturunan bani Najar.
Ummu Haram, sebagaimana Ummu Sulaim
mendapat kuniyah (julukan) tersebut karena mereka memiliki anak dengan
nama itu, juga memiliki saudara laki- laki dengan nama yang sama, dimana kedua
saudaranya tersebut syahid dalam peristiwa bi’r ma’unah.
Kecintaan keluarga beliau kepada
Rasulullah begitu besar diantaranya ketika terjadi peristiwa haditsul ifki, dimana
kala itu Abdullah bin Ubay bin Salul yang menjadi gembong tersebarnya fitnah
tersebut. Ketika itu Rasulullah berkhutbah di hadapan para sahabat di
masjid Nabawi. Rasulullah menyampaikan bahwa beliau tidaklah mengenal
keluarganya kecuali kebaikan, sebagaimana beliau mengenal Sofwan bin Muattal
sebagai sahabat yang shalih, sehingga tuduhan tersebut tidaklah pantas
dilontarkan. Maka di saat itulah, Ubadah bin Shamit -karena dorongan iman dan kecintaan beliau kepada Rasul dan keluarganya-
ia menampakkan kemarahannya bahwa ia siap membunuh orang munafik yang telah
menyebarkan fitnah tersebut. Dan dikarenakan Abdullah bin Ubay dari kalangan
Khajraj maka ketika itu pimpinan Khajraj yakni Sa’ad bin Ubadah marah, hingga
diantara dua suku tersebut pun saling mengangkat pedang di hadapan Rasul,
hingga beliau pun melerai mereka.
Rumah Ummu Haram sering dijadikan
tempat Rasulullah singgah untuk istirahat, makan bahkan terkang Rasulullah
tertidur disana. Ummu Haram pun pernah menadahi keringat Rasul yang mengucur
saat beliau tertidur di rumahnya, kemudian dicampurkan dengan minyak wangi
untuk keluarganya.
Suatu ketika setelah Rasulullah
terbangun dari tidurnya beliau tertawa dan nampak sekali kebahagiaan di wajah
beliau. Maka Ummu Haram pun menanyai beliau sebab dari tertawanya beliau. Maka
Rasulullah saw menyampaikan bahwa di dalam mimpi, beliau melihat pasukan kaum
muslimin menaiki sebuah kapal yang besar, untuk menaklukkan sebuah wilayah
dimana diatas kapal tersebut para pasukan kaum muslimin nampak begitu gagah
layaknya para raja di atas singgasanya. Mendengar jawaban Rasulullah tersebut, -karena
Ummu Haram begitu bersemangat untuk mengejar kebaikan-, berkata kepada Rasul: “Wahai
Rasul doakan aku agar termasuk di dalam pasukan tersebut!”. Maka Rasulullah
pun mendoakannya.
Apa yang Rasulullah saw kabarkan
adalah suatu kebenaran yang pasti terjadi. Apa yang Rasulullah panjatkan pun
terwujudkan tanpa diragukan lagi. Di masa Khalifah Utsman bin Affan, militer
angkatan laut telah dimiliki oleh kaum muslimin dengan kesiapan yang begitu
matang, dimana ketika itu pemimpin mereka adalah Muawiyah bin Abu Sufyan, yang mana
ia telah menyiapkan pasukan tersebut sejak masa Umar bin Khattab. Ummu Haram
pun bergabung dengan pasukan yang akan menaklukkan wilayah Byzantium, yakni
Romawi Timur. Pada saat itu usia Ummu Haram sudah sangat renta, namun tanpa keraguan
sedikit pun ia tetap melangkah. Maka ketika kapal sudah sampai di wilayah yang
akan ditaklukkan pun beliau segera turun untuk bergabung bersama para pasukan.
Namun Allah swt berkehendak lain, baghal (jenis hewan) yang
dikendarainya terperosok kemudian ia terjatuh dan wafat dalam kondisi syahid.
Dalam penaklukkan tersebut kaum
muslimin berhasil menang atas musuh, sehingga wilayah Cyprus pun tunduk pada
kekuasaan Islam, yang mencakup wilayah Cyprus Yunani dan Cyprus Turki. Dimana
wilayah tersebut menjadi batu pijakan untuk penaklukkan Konstatinopel pada
generasi kaum muslimin berikutnya.
Kisah ini mengajarkan kepada kita
beberapa hal:
1. Jika ada
suatu kebaikan yang dengannya kita bisa memperoleh pahala yang banyak, maka
seharusnya kita berlomba- lomba tuk mengambil peran.
2. Keyakinan
akan busyro Rasulullah adalah suatu kewajiban.
3. Diantara cara
untuk membuktikan cinta kita kepada Rasulullah saw dan keluargnya adalah dengan
membela nama baik mereka, dan membantah orang- orang yang merendahkannya, juga
dengan meneladani perjuangan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar