Pages

Rabu, 14 Februari 2024

Bolehkah Kita Berdoa Agar Allah Tidak Membebankan Perkara Yang Kita Tak Sanggup Memikulnya?


          Mungkin diantara kita sering mendegar kalimat: “jangan meminta kepada Allah swt agar meringankan beban kita, tapi mintalah agar Allah swt menguatkan pundak kita”, apakah benar ada larangan seperti itu, sehingga kita tidak boleh meminta kepada Allah swt agar tidak membebani ujian atau perintah yang kita tidak sanggup? Bukankah Allah swt Maha Pemurah sehingga Dia akan mendengar segala doa dan permintaan kita? Bukankah yang dilarang kepada kita adalah berdoa untuk keburukan atau memutus tali persaudaraan? Bukankah justru kita diperintahkan Rasulullah saw untuk meminta kepada Allah swt bahkan pada perkara yang remeh temeh? Bukankah justru Allah swt meminta kita untuk banyak berdoa, dan bahkan menjadikan doa dan sabar sebagai jalan untuk meminta pertolongan dari -Nya?

              Rasulullah saw bersabda:

إِذَا تَمَنَّى أَحَدُكُم فَلْيُكثِر ، فَإِنَّمَا يَسأَلُ رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ

Barangsiapa yang mengangankan sesuatu (kepada Allah), maka perbanyaklah angan-angan tersebut. Karena ia sedang meminta kepada Allah Azza wa Jalla” (HR. Ibnu Hibban)

Aisyah radhiallahu ta’ala ‘anha juga mengatakan:

سَلُوا اللَّهَ كُلَّ شَيءٍ حَتَّى الشِّسعَ

Mintalah kepada Allah bahkan meminta tali sendal sekalipun” (HR. Al Baihaqi)

 

Dan Allah swt pun berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادۡعُوۡنِىۡۤ اَسۡتَجِبۡ لَـكُمۡؕ اِنَّ الَّذِيۡنَ يَسۡتَكۡبِرُوۡنَ عَنۡ عِبَادَتِىۡ سَيَدۡخُلُوۡنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيۡنَ

"Dan Tuhanmu berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina'." (QS Ghafir: 60)

Di dalam ayat lain Allah swt juga berfirman:


وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَٰشِعِينَ


"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’” (QS. Al- Baqoroh: 45)

              Untuk menjawab pertanyaan diatas maka cukup kita merenungi dan mentadabburi firman Allah swt pada akhir dari surat Al-Baqoroh:

﴿ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنتَ مَوْلَانَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ﴾

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (TQS. Al- Baqoroh: 286)

Ayat yang di dalamnya mengandung doa ini memiliki makna yang begitu dalam. Dimana ayat ini sering kita baca di dalam zikir pagi dan petang. Allah swt memulai firman-Nya dengan mengatakan bahwa Dia tidak akan membebani seseorang diluar batas kemampuannya, sebagai bentuk kelemahlembutan-Nya, dan kebaikan serta rahmat-Nya yang begitu luas kepada para hamba-Nya. Sehingga Allah swt akan memberikan balasan atas setiap yang dilakukan hamba-Nya, baik perbuatan yang baik maupun yang buruk.

Kemudian Allah swt melanjutkan dengan memberikan arahan dan petunjuk kepada hamba-Nya agar memohon dan meminta kepada-Nya dengan sebuah doa, dimana Allah swt telah menjamin adanya sebuah pengabulan. Doa yang terkandung dalam ayat tersebut bermakana: “Ya Allah janganlah engkau hukum kami apabila kami lupa, yakni karena tidak melakukan suatu kewajiban atau melakukan keharaman yang disebabkan kelupaan, atau karena kami salah yakni tidak sesuai dengan syariat-Mu karena ketidaktahuan kami”

Oleh karena itu di dalam sebuah hadits, Rasulullah mengatakan:

إن الله وضع عن أمتي الخطأ والنسيان وما استكرهوا


“Sesungguhnya Allah swt mengampuni dari umat kesalahan, lupa, dan karena keterpaksaan” (Hr. Thabrani dan Ibnu Hibban)

              Dalam Riwayat lain dari Imam Muslim, bahwasannya Allah swt membalas doa tersebut dengan berkata: “Iya”, dan dalam riwayat lain Allah swt menjawab: “aku telah melakukannya”

              Kemudian Allah swt juga mengajarkan dalam ayat ini dengan doa: “Ya Rabb kami janganlah Engkau bebankan kepada kami beban berupa amalan- amalan yang berat sekalipun kami mampu, sebagaimana yang Engkau syariatkan kepada kaum terdahulu sebelum kami, dimana Engkau telah mengutus Nabi-Mu Muhammad saw, Nabi yang membawa rahmat dimana Rasul tersebut telah menetapkan syariat sebagaimana yang Engkau turunkan, berupa agama yang lurus dan mudah”

Di dalam sebuah riwayat dari Imam Muslim dari jalaur Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw berkata: “iya”, dan dalam riwayat lain dari jalur Ibnu Abbas dari Rasulullah saw, bahwa Allah swt berfirman: “aku telah melakukannya”


Kemudian bunyi doa setelahnya adalah: “Ya Rabb kami janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang kami tidak mampu memikulnya, yakni berupa taklif (berbagai perintah atau larangan), berbagai musibah dan ujian, dan janganlah Engkau uji kami dengan perkara yang kami tak memiliki kuasa terhadapnya”

Maka dalam sebuah riwayat Allah swt menjawab doa ini dengan mengatakan: “iya”, dan pada hadits lain Allah swt menjawab: “aku telah melakukannya”

Kemudian di akhir ayat ini ditutup dengan doa untuk meminta permaafan, ampunan, serta rahmat, dan pertolongan dari orang- orang kafir, yang berbunyi: “Ya Rabb maafkan kami terhadap kelalaian dan tergelincirnya kami dalam kesalahan yang Engkau ketahui terkait hubungan kami dengan-Mu. Dan ampunilah kami atas kesalahan kami dengan para hamba-Mu, janganlah Engkau tampakkan kepada mereka kesalahan dan keburukan dari perbuatan kami, dan rahmatilah kami untuk akan datang, maka dengan taufik-Mu janganlah Engkau biarkan kami untuk terjatuh pada dosa yang lainnya”

Oleh karena itu para ulama mengatakan: “Seorang yang berdosa membutuhkan tiga hal: pertama agar Allah swt memaafkannya atas kesalahan yang dilakukan yang berkaitan hubungan dia dengan Rabb-Nya, kedua agar Allah swt tutupi kesalahannya dari hamba-hamba-Nya, dan ketiga agar menjaganya agar tidak melakukan kesalahan yang serupa”

Maka Allah swt pun menjawab doa tersebut dengan mengatakan: “iya”, dan pada hadits lain Allah swt menjawab: “aku telah melakukannya”.

Dan di akhir ayat ini, sebelum meminta pertolongan kepada-Nya dari kaum kafir, maka diawali dengan sebuah pujian: “Engkaulah pelindung kami, penolong kami, dan kepada-Mu lah kami bertawakal, Engkau sebaik- baiknya Dzat Penolong dan tempat bersandar, dan tidak ada daya serta upaya bagi kami kecuali dengan izin-Mu, maka tolonglah kami dari kaum kafir, yakni mereka yang melawan agama-Mu, dan mengingkari keesaan-Mu, juga risalah nabi-Mu, kemudian mereka menyembah tuhan selain-Mu, dan menyekutukan-Mu dengan sesembahan lainnya, maka tolonglah kami atas mereka, dan berikanlah hukuman bagi mereka di dunia dan akhirat karena perbuatan mereka kepada kami”

Maka Allah swt pun menjawab doa tersebut dengan mengatakan: “aku telah melakukannya”. Dan di dalam riwayat lain dari Muadz bin Jabbal: “bahwasannya apabila ia telah selesai membaca surat Al-Baqoroh, maka ia mengucapkan: Amiin”

Dari mentadabburi ayat ini, kini kita mengetahui bahwasannya kita boleh saja meminta kepada Allah swt untuk tidak membebani apa yang kita tidak mampu memikulnya, bahkan untuk tidak membebani sesuatu yang dibebankan kepada kaum sebelum kita sekalipun kita mampu, sehingga hal tersebut juga bermakna boleh saja kita meminta agar Allah swt meringankan kesulitan atau beban yang kita pikul, akan tetapi Allah swt telah membuka ayat ini bahwa Allah swt tidak akan membebani kita diluar kesanggupan kita.

Maka betapa Maha Baik, Maha Adil dan Maha Bijaksananya Allah swt kepada para hamba-Nya.  

Wallahu a’lam bish showab.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar