Pages

Kamis, 08 Februari 2024

Menunda Belajar; Menunda Kesuksesan Masa Depan

            Belajar itu tak hanya di dalam kelas atau bersama guru pembimbing. Belajar dapat dilakukan kapanpun dan bersama siapapun. Terkait belajar menulis, maka terdapat dua hal yang harus dipelajari tanpa putus dan harus terus menerus, yaitu menulis itu sendiri juga membaca. Penulis sejati adalah orang yang paling pandai mengambil hikmah dalam setiap kejadiam, memetik pelajaran di setiap keadaan. Ia bagaikan pemotret realitas kekininan, senantiasa mengkritisi segala keanehan dan kesalahan, perekam jejak kehidupan dan sepandai-pandainya pengungkap perasaan. Ia sering tampak diam, namun benaknya tak pernah berhenti berputar. Memikirkan dan merangkai kata tuk ungkapkan perasaan dan pemikiran.

         Menulis bagi sosok pembelajar adalah aktivitas yang tak mungkin dijauhi dan dihentikan, bahkan dalam kondisi sesulit apapun. Bagi seorang pembelajar dan penulis semua hal dapat diungkapkan, bebagai hal dapat dikabarkan, berbagai kejadian ingin diajarkan tuk jadi pembelajaran. Baginya tak ada kata libur, walau sedang ditengah-tengah keramaian, kemacetan, atau kesedihan. Segala yang dialami, dan dilihat selalu ada sesuatu yang ingin dituagkan dalam rangkaian kata-kata yang indah. Disanalah penulis belajar. Jika ia benar-benar ingin mendapat predikat penulis maka otak dan tangan harus berjalan beriringan.Walau satu atau dua kalimat, ia harus berusaha mencari wasilah yang dapat menghanatrkan dia untuk menulis, jika menggunakan netbook sangat tidak memungkinkan, maka ia akan berlari ke handphone yang dia sulap menjadi buku elektronik, dimana zaman sekarang  kebanyakan orang hanya menjadikannya untuk alat pencitraan. Akan tetapi baginya akan menjadi wasilah tuk raih kesuksesan di masa depan. Menyampaikan berbagai kebenaran, mengkritisi kesalahan, dan menumpuk ganjaran. Jika handhphone tidak mamadai, karena mati atau rusak ia pasti memiliki habits membawa buku yang dapat mencatat apa yang ia fikrikam.

         Selain menulis, ia juga memiliki keseriusan pula dalam membaca, rakus terhadap ilmu, dan tak rela sedetik pun waktunya terbuang hanya untuk berfikir atau mekalukan yang sia-sia. Ada pula kondisi yang akan ia temukan ketika beraktivitas di luar ruamh yang memaksanya menganggur beberapa menit, seperti berjalan menuju sebuah tempat, diatas kendaraan, atau menunggu seseorang yang tidak ontime dalam memenuhi janji atas suatu pertemuan. Semua waktu luang itu begitu berarti bagi seorang penulis, satu, dua halaman dapat dibaca daripada melamun tanpa ada arti.

            Kedua hal ini tidaklah mudah, kecuali bagi kita yang telah memiliki habits atau kebiasaan. Dan habits tak akan ada tanpa ada paksaan. Di awal kita memulai atau membiasakaan pasti ada sesuatu yang aneh, berat, malu, lucu, kurang pede, dan tidak nyaman. Namun berikutnya yang terjadi adalah sebaliknya. Jika tidak melakukan itu semua, maka akan terasa hampa, sedih, risih, dan kecewa karena tidak memanfaatkan waktu dengan sebaik- baiknya. Habits baik tak akan malahirkan kecuali kebaikan dan manfaat bagi pelakunya, orang- orang di sekitarnya, atau bahkan generasi yang akan datang.

            Maka mualailah dengan sedikit paksaan, kelak akan nyaman, dan suatu saat akan merasakan kebahagiaan yang begitu menagihkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar