Ingin tangan ini memeluk sosok yang dirindu. Berada disisinya. Berbicara dengannya. Melepas rindu dengan segala tawa dan bahagia. Melayaninya. Mencium tangannya setiap usai sholat.
Ayah ibu. Kalian lah karunia besar dari Allah yang telah Dia berikan untuk kami. Begitu banyak nikmat Allah yang sudah kurasakan dan kunikmati melalui perantara tangan-tangan kalian. Keikhlasan kalian. Kesabaran dan teladan kalian. Do'a-do'a kalian yang selalu mengiri langkah kami. Motivasi kalian yang membuang lesu kami. Teladan kalian yang mengukatkan tekad-tekad kami. Dan lisan kalian yang selalu menancap dalam di hati ini sehingga menjadi pengingat saat kami mulai lalai.
Kalianlah yang telah mengenalkan kami dengan Rabb Tuhan Semesta Alam. Yang mengajarkan kami bagaimana arti cinta pada Rasul-Nya. Mencintai dan menyayangi kami. Memerhatikan kami. Kalianlah yang telah membimbing kami untuk selalu menjauhi segala yang Allah benci. Tak terbiasa dengan amalan yang sia-sia apalagi kemaksiatan yang Allah murka. Kalian pulalah yang senatiasa mengajarkan kami untuk selalu mensyukuri nikmat-Nya.
Ayah ibu. Kami tak tahu harus berbuat apa untuk membalas segala yang kalian perjuangkan untuk kami. Jika memang Allah ridha, kami sangat ingin berbakti pada kalian di sisa usia kita. Bercengkerama untuk melayani dan memperhatikan bersama.
Mungkin Allah memisahkan kita dengan jarak yang begitu jauh ini hanya untuk satu hal. Surga. Iya. Surgalah tempat kita kembali dan berkumpul bersama. Yang disana tak ada rasa lelah dan gundah. Tak ada rasa cemas dan gelisah. Tak perlu takut dan sedih. Kami ingin berkumpul disana. Di tempat yang tak akan fana. Bersama orang-orang yang dicinta.
Dan Kami tak akan melepaskan Al Quran dari genggaman tangan kami. Tak akan menjauhkan lantunannya dari lisan-lisan kami. Dan kami selalu menjaga amanah kalian wahai ayah ibu. Untuk selalu taat pada Allah, dan istiqomah di jalan-Nya.
Sering sekali manusia tidak menyadari nikmat yang telah Allah berikan kepadanya. Hingga ujian yang kecil serasa membuat hidupnya begitu sempit dan berat. Dan nikmat yang besar itu terasa hilang tak terasa sedikitpun.
Sedangkan nikmat Allah itu jika kita syukuri akan terasa begitu indah. Karena jika seseorang itu bersyukur, sejatinya ia bersyukur untuk dirinya sendiri. Dengannya nikmat akan terjaga, dan pasti Allah tambah.
Di dalam Al Quran Allah berfirman :
ولقد آتنا لقمان الحكمة أن اشكر لله ومن يشكر فإنما يشكر لنفسه ومن كفر فإن الله غني حميد
"Sungguh kami telah memberikan Luqman sebuah hikmah untuk mensyukuri nikmat Allah. Maka barangsiapa yang bersyukur, maka ia bersyukur untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang kufur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya Maha Terpuji"
Karena besarnya perintah untuk bersyukur ini, maka orang yang Allah beri nikmat untuk mampu bersyukur, maka itu adalah nikmat yang begitu besar. Dan Allah memberikan hal itu kepada Luqman sebagai suatu hikmah.
Maka dalam pengungkapan rasa syukur itu kita harus melakukan beberapa hal. Pertama, dalam lisan. Dengan memuji nama Allah, dengan mengucapkan "Hamdallah". Kedua dengan perbuatan, yaitu menggunakan nikmat tersebut untuk digunakan dalam ketaatan pada Allah. Dan menjauhi segala hal yang membuat Allah murka. Ketiga, selain menggunakannya untuk manfaat pada diri sendiri, nikmat itu juga harus bermanfaat bagi orang lain dalam kebaikan. Sehingga pahalanya bisa mengalir kepada kita. Dan yang keempat adalah berterimakasih kepada orang yang menjadi wasilah kita untuk mendapatkan kenikmatan itu. Baik orangtuaku, anak, guru, atau teman. Baik secara verbal (ucapan dan pengungkapan) atau non verbal (perbuatan). Dan ini yang sering kita lupakan dan tak kita ketahui.
Dalam sebuah hadits dikatakan :
من لا يشكر للناس اشكر لله
"Barangsiapa tidak berterimakasih kepada manusia, maka ia tak mensyukuri Allah"
Dan kita yang masih menjadi seorang anak dari kedua orangtua, maka seharusnya merekalah nikmat pertama yang wajib kita syukuri. Bagaimana mungkin Allah ridho dengan kita melainkan dengan keridhoan keduanya. Dengan bersyukur, maka kita akan senatiasa tersibukkan dengan aktivitas baik yang menghasilkan pahala sebagai bentuk rasa syukur itu.
Nabi Sulaiman pernah berdoa, yang Allah abadikan dalam Al Quran :
رب أوزعني أن أشكر نعمتك التي أنعمت علي و على والدي وأن أعمل صالحا ترضاه وأدخلني برحمتك في عبادك الصالحين
"Wahai Rabb-ku anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepada ku dan kedua orangtuaku, dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhoi, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba Mu yang sholeh"
Ayat ini menunjukkan bahwa syukur dan amal shalih akan jalan beriringan.
Wallahualam bish Showab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar