Berbeda. Kau tak akan menemukan kampus semacam ini dimanapun. Kampus tak pernah mewajibkan semua mahasiswanya untuk masuk mengikuti kuliah. Kau mau bolos sepanjang tahun tak masalah, asal kau datang saat ujian. Kau mau tidur setiap pagi hingga siang silahkan, tak ada absen kelas yang menunggumu, kau tak mau mengerjakan tugas bahs (karya tulis), bukan suatu masalah, tak ada dosen yang akan menguhukummu. Kau tak mau membaca kitab-kitab kuliah juga tak apa, asal kamu bisa menjawab saat ujian. Atau kau hanya membaca ringkasan karena tak mau berlelah lelah untuk membolak-balik kitab dan kamus untuk memahami. Atau kau hanya mencari kisi-kisi ujian, atau hanya latihan soal-soal ujian. Semua itu tak masalah. Apapun sikapmu terhadap bangku kuliah, asalkan kau bisa hadir dan bisa merangkai jawaban berlembar-lembar saat ujian kau akan aman. Asalkan kau lulus (najah), kau aman.
Tapi, apakah itu tujuan kamu jauh-jauh ke negeri ini? Jika kau hanya ingin bersenang-senang, maka wajar. Jika kau hanya ingin mencari gelar, maka lakukan saja. Jika kau ingin yang penting lulus, bukan rasib (gagal) ya pantas. Jika kau memang tak ingin lelah berfikir dan lebih senang menghabiskan waktu yang sia-sia, ya itu yang akan kau lakukan.
Memang, menghadiri bangku kuliah itu berat. Apalagi bagi diriku yang masih belum memiliki ilmu. Duduk mendengarkan dukturah (dosen) yang sering memakai bahasa amiyah memang membosankan. Dingatkan untuk memakai fushah pun tak lama kembali lagi ke bahasa 'Amiyah. Susah. Bosan. Tak faham. Belum lagi ributnya kelas membuat kita terganggu untuk membaca saat menunggu dukturah datang. Tugas karya tulis pun jika kau tak mau sulit-sulit mencari rujukan (marja') di berbagai kitab turats, maka tak akan bisa kita mengerjakan. Tapi jika kau memilih untuk tak peduli dengan itu juga tak masalah.
Azhar memang menguji keikhlasanmu. Jika kau kesini karena Allah, maka kau tak akan rela terlewat satu pun muhadhoroh (kuliah) demi mendengarkan tetesan ilmu dari mereka. Bahkan satu kata, kau tak ingin terlambat. Jika kau menuntut ilmu karena Allah, apapun kesulitan ketika memahami penjelasan di kelas akan kau jalani dengan ikhlas. Menyadari jika diri kita lemah dan terbatas. Menganggap semua itu adalah proses. Dan yakin bahwa Allah telah mencatat niat dan usaha kita, bukan apa yang kita dapatkan.
Jika kau melangkah kesini karena Allah, maka pasti kau akan rela mengurangi waktu tidurmu, bermainmu, mengobrolmu demi begadangan melahap kitab dari muqaddimah (pembukaan) hingga halaman terkahir, tidak sibuk mencari bagian dan halaman mana yang akan keluar saat ujian. Jika kau benar-benar kuliah karena Allah, maka kau akan menyesal jika tidak sungguh-sungguh mengerjakan tugas dari mereka. Walaupun kau masih kesulitan mencari kitab rujukan, walaupun jika tak kau lakukan juga tak akan ketahuan. Bahkan setelah kau kerjakan, terkadang juga diabaikan atau terlupakan.
Azhar memang menguji niat ikhlasmu. Keseriusanmu, kesabaran, dan keyakinanmu pada janji Allah. Menguji sikapmu terhadap hal ini. Apakah kau remehkan atau kau anggap serius? Hidup disini semua tergantung kita. Tak ada lagi yang mengatur kita layaknya di pesantren atau kampus yang begitu ketat. Tak ada lagi guru atau orangtua yang memaksa untuk mengerjakan ini dan itu.
Talaqi? Ketika kau ke Negeri ini dengan rasa haus yang sangat menyiksamu, maka kau akan malu jika tak menggunakan nikmat Azhar ini untuk merauk ilmu sebanyak-banyaknya. Mereguk lautan ilmu yang akan membuatmu akan merasa tetap dan semakin haus. Malu kepada pemilik dan pemberi nikmat yang agung ini. Bukan kepada manusia. Bukankah bentuk rasa syukur itu dengan menggunakan nikmat tersebut untuk ketaatan?
Iya, Azhar menguji keihkasanmu. Apakah Kamu hanya ingin fokus kuliah, mencukupkan kuliah demi mengejar nilai terbaik, gelar, tanpa mencari dan meraup samudra ilmu yang semakin membuatmu haus. Selama kau niatkan semua karena Allah, selama kau bulatkan tekad karena Allah, selama Kau berserah diri kepada Allah, maka tak perlu takut untuk terus melangkahkan kaki. Terseok-seok, berlari, mengucurkan keringat demi ilmu. Siap mati karena ilmu.
Perjalanan satu jam hanya untuk satu majelis jika kau niatkan karena Allah, maka tak akan terasa berat. Melangkahkan kaki ratusan kali dengan cepat jika yang kau tuju adalah ridha-Nya maka tak akan berat. Ingatlah bahwa setiap langkahmu akan membantumu menuju surga-Nya. Setiap langkahmu bagaikan mujahid di jalan-Nya. Dan kematian mu dalam jalan itu akan dikucurkan pahala yang tak terkira.
من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له طريقا إلى الجنة
من خرج في طلب العلم فهو في سبيل الله حتى يرجع
ومن يخرج من بيته مهاجر إلى الله ورسوله ثم يدركه الموت فقد وقع أجره على الله
Tidak ada komentar:
Posting Komentar