"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu Tidak mengetahui.”
(QS. Al Baqarah 216)
Kita sebagai manusia pasti memilki berbagai cita-cita dan rencana untuk meraihnya. Dalam meniti kebahagiaan di masa depan, kita pasti akan berjuang keras sejak masa muda, bahkan dari usia belia. Orangtua kita pun tak akan rela jika kelak hidup kita lebih sulit dari masa hidup keduanya. Mereka senantiasa ingin memberikan jalan yang lebih indah untuk kita, para buah hatinya.
Berbagi usaha telah dilakukan tanpa henti. Lantunan doa dalam setiap sujud pun senantiasa mengiringi. Deraian air mata pun juga menambah bukti kekhusyukkan dalam menggapai harapan dari Sang Maha Kuasa.
Namun, seiring bertambahnya usia. Seiring berjalannya berbagi peristiwa. Dan seiring berputarnya waktu, tentu banyak kejadian baru yang kita alami. Kejadian yang tak pernah dibayangkan apalagi diharapkan. Peristiwa yang tak sesuai dengan rancangan hidup.
Seperti saat memilih sekolah atau lembaga yang disana kita bisa menggali ilmu demi bekal masa depan. Terkadang semua persiapan kita untuk meraih impian sudah tertata begitu rapi.
Keinginan kita untuk berlari di jalan yang sudah diinginkan menjadi tabu. Semua hanya kenangan. Dan harapan menjadi pupus. Terkubur bersama air mata.
Tapi ingatlah, bahwa kita ini adalah hamba. Hati dan nyawa ini ada yang memiliki. Rancangan kehidupan yang kita tulis rapi pun hanya goresan hati. Tapi disana, disisi-Nya sudah ada jalan hidup yang telah tertulis dengan lebih terperinci. Dan ia tak akan dapat diganti oleh tangan-tangan hamba yang dimiliki.
Ingatlah bahwa apa yang Allah putuskan itu yang terbaik, walau nampak buruk bagi kita. Tiada kejadian dan ketentuan yang kebetulan. Semua sudah terancang di kitab penggenggam kehidupan. Yang perlu kita lakukan adalah terus bertawakkal diawal, ditengah dan diakhir dari setiap harapan dan impian yang akan atau sedang dikejar. Kedua, usaha yang keras dan sungguh-sungguh. Tak pernah putus harapan, karena Allah pun telah melarang. Terakhir, doa pun harus selalu terpanjatkan. Ia adalah kekuatan dahsyat yang hanya dimiliki orang-orang yang beriman dan yakin. Allah sudah berjanji apabila seorang hamba meminta, sesungguhnya Allah itu dekat. Ia akan mengabulkan apa yang tak henti diutarakan dalam hati dan lisan. Bahwa doa itu seperti mengayuh sepeda. Semakin kencang dan tak pernah berhenti, maka suatu saat pasti akan sampai.
Wallahualam bis Showab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar