Free Palestina itu bukan sekedar untuk memerdekakan tanah airnya dari penjajahan fisik, namun harus untuk melepaskan belenggu pemikiran penjajah yang telah mandarah daging, merusak dan memecah belah barisan..
Berbicara
Palestina memang tidak akan ada habisnya, tidak akan ada puasnya, tidak akan
ada lelahnya, dan tidak akan ada kata kecewa tuk selalu membelanya. Sudah lebih
dari satu bulan perang #Badai Al-Aqsha yang membuat dunia heboh, dan berbagai
macam sikap umat manusia ini bermunculan. Mulai dari negeri- negeri Timur
Tengah, negeri Asia, Australia, Eropa hingga Amerika.
Ummat Islam layaknya terbangun
dari tidurnya, dan tersadar dari mimpi panjangnya. Ummat Islam layaknya singa
yang geraknya begitu menggemparkan seluruh manusia, media, bahkan negara dengan
para penguasa pengkhianatnya. Aksi solidaritas kemanusiaan pun bermunculan dari
berbagai kalangan yang bermacam- macam agamnya. Media masa, media sosial dengan
berbagai platformnya seolah tak ada yang lebih menarik kecuali membincangkan
Gaza, Palestina, perang antara Israel dengan para pejuang yang begitu luar
biasa.
Aksi save Palestina,
free palestina pecah dimana-mana, jutaan manusia turun di jalan. Berbagai
tuntutan keras dikumandangkan. Berbagai kritik dan teriakan lantang diserukan.
Ketahuilah, aksi
belas Palestina tidaklah sekedar untuk memerdekakan tanah airnya saja dari
penjajahan fisik para zionis yang begitu rapuh, namun begitu tamaknya. Jika
hanya sekedar tahrir wathan (pembebasan tanah air) maka bukanlah negara
kita juga sudah memperolehnya sejak lebih dari 70 tahun lebih yang lalu?
Namun, tidaklah kita
lihat jika yang berubah hanyalah sekedar jenis penjajahannya. Sehingga – sebagaimana
kita tahu- pada dasarnya kita masih terjajah, masih terpuruk, bahkan tergerus
dan terbelenggu dengan budaya, pemikiran bahkan cara pandang kaum barat dalam
kehidupan? Tidaklah penjajahan itu menjadikan penguasa hanyalah sekedar boneka,
yang bisa dipermainkan sang tuan dengan semaunya? Bukankah penjajahan itu
membuat kekayaan diraup oleh manusia tamak akan harta dan dunia? Bukankah
kemiskinan, kebodohan masih tetap merajalela? Katanya sudah merdeka..?
Iya, jika kemerdekaan
itu hanya secara fisik saja, maka seperti itulah yang akan terus dirasa.
Kezaliman tetap merajalela, kesempitan hidup begitu merata, dan kata merdeka
seolah hanya slogan semata. Iya kita dengan Palestina sama, sama- sama masih
terjajah, akan tetapi penjajahan mereka secara fisik, musuh mereka dalam bentuk
fisik, sehingga nampak jelas mana yang benar dan salah. Perang dan perlawanan
di antara mereka secara fisik, sehingga akan terlihat jelas di hadapan mata
bahwa darah dan nyawa yang menjadi taruhannya.
Namun kita, juga
dijajah dengan pemikiran, budaya, peraturan, dan gaya hidup kaum barat, yang
semuanya nampak begitu samar, lembut, bahkan tercampur antara kebenaran dan
kebatilan. Sehingga banyak dari kita yang tidak sadar, terpalingkan, dan
tergerus dalam jalan menyesatkan.
Maka apa yang menjadi
solusi bagi mereka, pun juga itulah yang seharusnya menjadi solusi bagi kita.
Sama- sama merubah kezaliman, penindasan, pengabaian terhadap perintah-Nya
dengan satu cara yaitu merubah tatanan kehidupan dengan landasan aqidah Islam,
serta menjadikan syariat-Nya sebagai satu-satunya pemandu kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar