Pages

Kamis, 23 November 2023

Free Palestina itu Bukan Sekedar… (Part 2)


Bukan sekedar karena Gaza dibantai, dan berdarah akan tetapi tuk menghapuskan penjajahan seutuhnya di atas bumi suci, bumi nya para nabi.

Jika kita membela dan bergerak untuk Palestina karena pembantaian dan pembunuhan yang semakin hari semakin tak manusiawi, maka itu sebuah kesalahan karena nyatanya ada tidaknya pembantaian di Gaza, Palestina sudah lebih dari satu abad lamanya terjajah. Sejak Inggris menguasainya, kemudian dibuatlah perjanjian Balfour, sehingga mengakibatkan adanya peristiwa nakhbah (pengusiran) oleh kaum Israel, ditambah lagi dukungan para penguasa negeri kaum muslimin terutama negara- negara Arab dan Timur Tengah yang melakukan normalisasi dengan institusi Israel itu. Dengan begitu, AS semakin mendapatkan jalan untuk memasukkan segala bentuk bantuan kepada para penjajah itu.

Jadi sekalipun agresi militer yang dilakukan oleh Israel sedang berhenti, tapi tidaklah kita lupa bahwa hampir seluruh wilayah barat dan utara Palestina sudah diduduki oleh para penjajah yang biadab itu? Apakah kita lupa bahwa setiap hari telah terjadi pengangkapan, penembakan, dan penindasan kepada kaum muslimin di berbagai kota di Palestina? Tidaklah kita melihat betapa banyak saudara kita disana yang tidak bisa menjalankan ibadah terutama di bulan Ramadhan dengan kekhusyukan dan ketenangan? Bukankah kita lupa jika Masjid Kubah Emas yang merupakan tempat yang begitu sakral bagi agama kita diinjak- injak kaki najis para zionis? Bukankah kita lupa bahwa puluhan tahun, dari genarasi ke generasi mereka yang tinggal di Gaza tak bisa menyaksikan apalagi menginjakkan kaki mereka di Masjidil Aqsha? Apakah kita lupa bahwa Masjid Kubah Emas itu sering kali mereka tutup, sehingga banyak yang tidak bisa merasakan nikmat nya bermunajat di tempat para Nabi dan Rasul pernah singgah itu? Tidak kah kita ingat bahwa sudah hampir 20 tahun saudara kita di Gaza diboikot, mereka tidak bisa keluar, bergerak, dan ancaman udara mungkin saja terjadi sewaktu- waktu yang dimaukan oleh mereka?

Cukup sudah bagi kita sikap para penguasa pengecut yang tamak akan tahta dan dunia. Dengan ringan memberi izin AS tuk terus membesarkan dan merawat entitas yang begitu rapuh itu dengan dana yang sangat besar setelah entitas itu dilahirkan dengan bantuan sang bidan bernama Inggris.  Para penguasa tak menampakkan sama sekali rasa tanggung jawab tuk mempertahankan tanah suci dari penjajah yang tidak punya adab dan jiwa kemanusiaan, haus darah dan tak punya rasa kasih sayang bahkan pada bayi, wanita dan hewan.


                                                                                                                                                                                       Para penguasa antek itu tak lain hanya mengikuti perintah majikannya, agar hubungan mereka terus mesra, tapi lupa akan firman-Nya, janji dan ancaman-Nya, sabda Nabinya, juga para pendahulu yang jelas telah berhasil menjaga kemuliaan Islam serta kaum muslimin. Sikap mereka menormalisasi dengan Israel tak lain adalah bentuk keridaan mereka terhadap keberadaan entitas mereka di bumi Palestina, mengamini solusi PBB dengan kebijakan yang tidak logis apalagi Islami dengan adanya solusi dua negara. Normalisasi yang menjadikan Israel layaknya kawan yang bisa digandeng, bukan musuh yang harus dilawan. Normalisasi yang melahrikan dampak besar pada kurikulum pendidikan, budaya, ekonomi dan dampak- dampak sebagainya. 

              Maka, jelaslah #FreePalestina itu bukan sekedar karena Gaza sedang dibombardir dan dibantai dengan begitu tak manusiawi, tapi ini adalah soal keharusan menghapuskan penjajahan di tanah kaum muslimin yang memang sudah lebih dari seabad lamanya dirampas. Maka ada tidaknya bombardir itu maka seruan ini harus terus ada, hingga kesuciaan tanah dan kehormatan para penduduknya serta kaum muslimin ini kembali dengan sempurna. Karena nyatanya, segala bentuk penindasan, dan pembantaian itu tidak akan terjadi ketika penjajahan sudah sirna.

Free Palestina itu Bukan Sekedar… (Part 1)

Free Palestina itu bukan sekedar untuk memerdekakan tanah airnya dari penjajahan fisik, namun harus untuk melepaskan belenggu pemikiran penjajah yang telah mandarah daging, merusak dan memecah belah barisan..


              Berbicara Palestina memang tidak akan ada habisnya, tidak akan ada puasnya, tidak akan ada lelahnya, dan tidak akan ada kata kecewa tuk selalu membelanya. Sudah lebih dari satu bulan perang #Badai Al-Aqsha yang membuat dunia heboh, dan berbagai macam sikap umat manusia ini bermunculan. Mulai dari negeri- negeri Timur Tengah, negeri Asia, Australia, Eropa hingga Amerika.

              Ummat Islam layaknya terbangun dari tidurnya, dan tersadar dari mimpi panjangnya. Ummat Islam layaknya singa yang geraknya begitu menggemparkan seluruh manusia, media, bahkan negara dengan para penguasa pengkhianatnya. Aksi solidaritas kemanusiaan pun bermunculan dari berbagai kalangan yang bermacam- macam agamnya. Media masa, media sosial dengan berbagai platformnya seolah tak ada yang lebih menarik kecuali membincangkan Gaza, Palestina, perang antara Israel dengan para pejuang yang begitu luar biasa.

              Aksi save Palestina, free palestina pecah dimana-mana, jutaan manusia turun di jalan. Berbagai tuntutan keras dikumandangkan. Berbagai kritik dan teriakan lantang diserukan.


              Ketahuilah, aksi belas Palestina tidaklah sekedar untuk memerdekakan tanah airnya saja dari penjajahan fisik para zionis yang begitu rapuh, namun begitu tamaknya. Jika hanya sekedar tahrir wathan (pembebasan tanah air) maka bukanlah negara kita juga sudah memperolehnya sejak lebih dari 70 tahun lebih yang lalu?

              Namun, tidaklah kita lihat jika yang berubah hanyalah sekedar jenis penjajahannya. Sehingga – sebagaimana kita tahu- pada dasarnya kita masih terjajah, masih terpuruk, bahkan tergerus dan terbelenggu dengan budaya, pemikiran bahkan cara pandang kaum barat dalam kehidupan? Tidaklah penjajahan itu menjadikan penguasa hanyalah sekedar boneka, yang bisa dipermainkan sang tuan dengan semaunya? Bukankah penjajahan itu membuat kekayaan diraup oleh manusia tamak akan harta dan dunia? Bukankah kemiskinan, kebodohan masih tetap merajalela? Katanya sudah merdeka..?

              Iya, jika kemerdekaan itu hanya secara fisik saja, maka seperti itulah yang akan terus dirasa. Kezaliman tetap merajalela, kesempitan hidup begitu merata, dan kata merdeka seolah hanya slogan semata. Iya kita dengan Palestina sama, sama- sama masih terjajah, akan tetapi penjajahan mereka secara fisik, musuh mereka dalam bentuk fisik, sehingga nampak jelas mana yang benar dan salah. Perang dan perlawanan di antara mereka secara fisik, sehingga akan terlihat jelas di hadapan mata bahwa darah dan nyawa yang menjadi taruhannya.

              Namun kita, juga dijajah dengan pemikiran, budaya, peraturan, dan gaya hidup kaum barat, yang semuanya nampak begitu samar, lembut, bahkan tercampur antara kebenaran dan kebatilan. Sehingga banyak dari kita yang tidak sadar, terpalingkan, dan tergerus dalam jalan menyesatkan.


              Maka apa yang menjadi solusi bagi mereka, pun juga itulah yang seharusnya menjadi solusi bagi kita. Sama- sama merubah kezaliman, penindasan, pengabaian terhadap perintah-Nya dengan satu cara yaitu merubah tatanan kehidupan dengan landasan aqidah Islam, serta menjadikan syariat-Nya sebagai satu-satunya pemandu kehidupan.