Bukan
sekedar karena Gaza dibantai, dan berdarah akan tetapi tuk menghapuskan
penjajahan seutuhnya di atas bumi suci, bumi nya para nabi.
Jika
kita membela dan bergerak untuk Palestina karena pembantaian dan pembunuhan
yang semakin hari semakin tak manusiawi, maka itu sebuah kesalahan karena
nyatanya ada tidaknya pembantaian di Gaza, Palestina sudah lebih dari satu abad
lamanya terjajah. Sejak Inggris menguasainya, kemudian dibuatlah perjanjian
Balfour, sehingga mengakibatkan adanya peristiwa nakhbah (pengusiran) oleh kaum
Israel, ditambah lagi dukungan para penguasa negeri kaum muslimin terutama
negara- negara Arab dan Timur Tengah yang melakukan normalisasi dengan
institusi Israel itu. Dengan begitu, AS semakin mendapatkan jalan untuk
memasukkan segala bentuk bantuan kepada para penjajah itu.
Jadi
sekalipun agresi militer yang dilakukan oleh Israel sedang berhenti, tapi
tidaklah kita lupa bahwa hampir seluruh wilayah barat dan utara Palestina sudah
diduduki oleh para penjajah yang biadab itu? Apakah kita lupa bahwa setiap hari
telah terjadi pengangkapan, penembakan, dan penindasan kepada kaum muslimin di
berbagai kota di Palestina? Tidaklah kita melihat betapa banyak saudara kita
disana yang tidak bisa menjalankan ibadah terutama di bulan Ramadhan dengan
kekhusyukan dan ketenangan? Bukankah kita lupa jika Masjid Kubah Emas yang
merupakan tempat yang begitu sakral bagi agama kita diinjak- injak kaki najis para
zionis? Bukankah kita lupa bahwa puluhan tahun, dari genarasi ke generasi
mereka yang tinggal di Gaza tak bisa menyaksikan apalagi menginjakkan kaki
mereka di Masjidil Aqsha? Apakah kita lupa bahwa Masjid Kubah Emas itu sering
kali mereka tutup, sehingga banyak yang tidak bisa merasakan nikmat nya
bermunajat di tempat para Nabi dan Rasul pernah singgah itu? Tidak kah kita ingat
bahwa sudah hampir 20 tahun saudara kita di Gaza diboikot, mereka tidak bisa
keluar, bergerak, dan ancaman udara mungkin saja terjadi sewaktu- waktu yang
dimaukan oleh mereka?
Cukup sudah bagi kita sikap para penguasa pengecut yang tamak akan tahta dan dunia. Dengan ringan memberi izin AS tuk terus membesarkan dan merawat entitas yang begitu rapuh itu dengan dana yang sangat besar setelah entitas itu dilahirkan dengan bantuan sang bidan bernama Inggris. Para penguasa tak menampakkan sama sekali rasa tanggung jawab tuk mempertahankan tanah suci dari penjajah yang tidak punya adab dan jiwa kemanusiaan, haus darah dan tak punya rasa kasih sayang bahkan pada bayi, wanita dan hewan.
Para penguasa antek itu tak lain hanya mengikuti perintah majikannya, agar hubungan mereka terus mesra, tapi lupa akan firman-Nya, janji dan ancaman-Nya, sabda Nabinya, juga para pendahulu yang jelas telah berhasil menjaga kemuliaan Islam serta kaum muslimin. Sikap mereka menormalisasi dengan Israel tak lain adalah bentuk keridaan mereka terhadap keberadaan entitas mereka di bumi Palestina, mengamini solusi PBB dengan kebijakan yang tidak logis apalagi Islami dengan adanya solusi dua negara. Normalisasi yang menjadikan Israel layaknya kawan yang bisa digandeng, bukan musuh yang harus dilawan. Normalisasi yang melahrikan dampak besar pada kurikulum pendidikan, budaya, ekonomi dan dampak- dampak sebagainya.
Maka, jelaslah #FreePalestina itu
bukan sekedar karena Gaza sedang dibombardir dan dibantai dengan begitu tak
manusiawi, tapi ini adalah soal keharusan menghapuskan penjajahan di tanah kaum
muslimin yang memang sudah lebih dari seabad lamanya dirampas. Maka ada
tidaknya bombardir itu maka seruan ini harus terus ada, hingga kesuciaan tanah
dan kehormatan para penduduknya serta kaum muslimin ini kembali dengan
sempurna. Karena nyatanya, segala bentuk penindasan, dan pembantaian itu tidak
akan terjadi ketika penjajahan sudah sirna.