"Bagi orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (balasan) yang baik. Dan sesungguhnya negeri akhirat pasti lebih baik. Dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertaqwa" (Qs. An nahl : 30)
Bukan pujian manusia yang kita cari. Bukan persepsi orang lain yg kita kejar. Bukan harapan dunia yang kita jadikan tujuan.
Hidup ini bagaikan lorong yang panjang. Yang semakin jauh kita tapaki semakin lelah, gerah, gelap, pengap, panas, menakutkan, banyak bahaya, banyak rintangan. Dalam menyusuri kegelapan itu terkadang kita bertemu kawan yang senantiasa menunjukkan jalan atau meringankan beban, tak sedikit pula bertemu lawan yang sering menghasut, menyurutkan semangat, atau bahkan menyusahkan.
Tapi kita tak mungkin berhenti, tak mungkin berbalik arah. Yang harus kita lakukan terus berjalan, walau kadang dapat berlari, walau lebih sering merangkak karena semakin lelah dan gelapnya.
Lalu kapan terowongan itu berakhir? Semua tak ada yang tau, sekalipun ia sahabat yang di sebelah kita. Lalu apa yang membuat kita berhenti? Tak ada. Karena kita ingin segera meraih jalan keluar, mendapatkan secercah cahaya, dapat bernafas dengan lega, tak ada persaingan apa lagi permusuhan, tak ada lagi nafas yang terhempas karena begitu sulit menghirup udara segar. Tak ada yang tau, dimana ujung lorong panjang nan gelap itu.
Tapi yakinlah saat telah berhasil melewati jarak ratusan meter atau berkilo-kilo yang lelah itu, ada perasaan lega. Dan bangga terhadap diri ini. "Ternyata aku mampu, ternyata semua itu tidak sesulit yang aku bayangkan". Namun ketika memasuki lorong yang kian gelap dan mengerikan itu, rasa takut dan khawatir kembali lagi menghantui. Ada kebahagian yang diaduk dengan ketakutan penuh harapan.
Tidak. Lorong itu tidak ada sedikitpun sisi yang membahagiakan. Semuanya gelap, dan pengap, bagaikan penjara. Berada disana bukanlah suatu harapan, selamanya berjalan di dalamnya bukanlah suatu keinginan.
Tapi ia hanyalah jalan, ia hanya wasilah, ia hanya cara kita agar dapat menggenggam cahaya. Menghirup udara yang abadi, istirahat tanpa ada beban fikiran.
Itu yang kita ingin gapai, yang seharusnya kita rindukan, yang selalu kita sebut dalam setiap sujud nan panjang.
Jangan. Jangan terlena dengan sedikit cahaya yang masuk terselip dari atap lorong itu. Jangan terlena hanya karena kau memiliki bekal yang banyak. Jangan merasa bahagia ketika kawanmu lebih banyak daripada lawan, jika mereka membuatmu lupa dengan tujuan. Jangan terlalu lama beristirahat dan bersenang senang, karena kita tak tak tahu kapan kita bisa meraih cahaya yang sebenarnya.
Cukup. Cukup fokus pada apa yang telah ditetapkan. Apa yang telah diperintahkan. Apa yang sudah menjadi kewajiban. Jangan jadikan kebahagiaan semu itu yang membuat kita merasa itu kebahagian yang sesungguhnya.
Bimbinglah diri ini wahai Pemilik Kehidupan, karena hamba tak pernah tau kapan lorong itu Kau hentikan.
Wallahu a'lam bish Showab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar